Wednesday, November 6, 2013

Etika Bisnis

Pengertian Etika Bisnis menurut para ahli :

1. Velasques (2002), etika bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis
2. Hill dan Jones (1998) menyatakan bahwa etika bisnis merupakan suatu ajaran untuk membedakan antara salah dan benar guna memberikan pembekalan kepada setiap pemimpin perusahaan ketika mempertimbangkan untuk mengambil keputusan strategis yang terkait dengan masalah moral yang kompleks. Lebih jauh ia mengatakan, “Most of us already have a good sense of what is right and what is wrong. We already know that is wrong to take action that put the lives other risk” ("Sebagian besar dari kita sudah memiliki rasa yang baik dari apa yang benar dan apa yang salah. Kita sudah tahu bahwa salah satu untuk mengambil tindakan yang menempatkan risiko kehidupan yang lain.")

Etika bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga masyarakat. Etika Bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang saham, masyarakat.
Perusahaan meyakini prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika, yakni bisnis dengan kinerja unggul dan berkesinambungan yang dijalankan dengan mentaati kaidah-kaidah etika sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku.
Etika Bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawan termasuk manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan dan sikap yang profesional.
Tiga pendekatan dasar dalam merumuskan tingkah laku etika bisnis, yaitu :

  • Utilitarian Approach : setiap tindakan harus didasarkan pada konsekuensinya. Oleh karena itu, dalam bertindak seseorang seharusnya mengikuti cara-cara yang dapat memberi manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat, dengan cara yang tidak membahayakan dan dengan biaya serendah-rendahnya.
  • Individual Rights Approach : setiap orang dalam tindakan dan kelakuannya memiliki hak dasar yang   harus dihormati. Namun tindakan ataupun tingkah laku tersebut harus dihindari apabila diperkirakan akan menyebabkan terjadi benturan dengan hak orang lain.
  • Justice Approach : para pembuat keputusan mempunyai kedudukan yang sama, dan bertindak adil dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan baik secara perseorangan ataupun secara kelompok.
Etika bisnis yang harus dipahami dan dilakukan para profesional, antara lain:

  • Sebutkan nama lengkap
          Dalam situasi berbisnis, mitra sebaiknya menyebutkan nama lengkap saat berkenalan. Namun jika                  namanya terlalu panjang atau sulit diucapkan, akan lebih baik jika sedikit menyingkat.
  • Berdirilah saat memperkenalkan diri
         Berdiri saat mengenalkan diri akan menegaskan kehadiran mitra. Jika kondisinya tidak memungkinkan          untuk berdiri, setidaknya mundurkan kursi, dan sedikit membungkuk agar orang lain menilai positif                 kesopanan motra.
  • Ucapkan terima kasih secukupnya
          Dalam percakapan bisnis dengan siapapun, bos atau mitra perusahaan, hanya perlu mengucapkan                 terima kasih satu atau dua kali. Jika mengatakannya berlebihan, orang lain akan memandang kalau                 mitranya sangat memerlukannya dan sangat perlu bantuan.
  • Kirim ucapan terima kasih lewat email setelah pertemuan bisnis
         Setelah mitra menyelesaikan pertemuan bisnis, kirimkan ucapan terima kasih secara terpisah ke email            pribadi rekan bisnis Anda. Pengiriman lewat email sangat disarankan, mengingat waktu tibanya akan              lebih cepat.
  • Jangan duduk sambil menyilang kaki
         Tak hanya wanita, pria pun senang menyilangkan kakinya saat duduk. Namun dalam kondisi kerja,                posisi duduk seperti ini cenderung tidak sopan. Selain itu, posisi duduk seperti ini dapat berdampak              negatif pada kesehatan.
  •  Tuan rumah yang harus membayar
    Jika mengundang rekan bisnis untuk makan di luar, maka sang mitralah yang harus membayar tagihan.     Jika sang mitra seorang perempuan, sementara rekan bisnis atau klien, laki-laki, ia tetap harus                 menolaknya. Dengan mengatakan bahwa perusahaan yang membayarnya, bukan uang pribadi.

Tujuan etika bisnis adalah menggugah kesadaran moral para pelaku bisnis dalam menjalankan good business dan tidak melakukan ‘monkey business’ atau dirty business. Etika bisnis mengajak para pelaku bisnis mewujudkan citra dan manajemen bisnis yang etis agar bisnis itu pantas dimasuki oleh semua orang yang mempercayai adanya dimensi etis dalam dunia bisnis. Hal ini sekaligus menghalau citra buruk dunia bisnis sebagai kegiatan yang kotor, licik, dan tipu muslihat. Kegiatan bisnis mempunyai implikasi etis dan oleh karenanya membawa serta tanggung jawab etis bagi pelakunya.
Berbisnis dengan etika adalah menerapkan aturan umum mengenai etika pada perilaku bisnis. Etika bisnis menyangkut moral, kontak sosial, hak-hak dan kewajiban, prinsip-prinsip dan aturan-aturan. Jika aturan secara umum mengenai etika mengatakan bahwa berlaku tidak jujur adalah tidak bermoral dan beretika, maka setiap insan bisnis yang tidak berlaku jujur dengan pegawainya, pelanggan, kreditur, pemegang usaha maupun pesaing dan masyarakat, maka ia dikatakan tidak etis dan tidak bermoral. Intinya adalah bagaimana kita mengontrol diri kita sendiri untuk dapat menjalani bisnis dengan baik dengan cara peka dan toleransi. Dengan kata lain, etika bisnis ada untuk mengontrol bisnis agar tidak tamak.
Pelanggaran etika bisa terjadi di mana saja, termasuk dalam dunia bisnis. Untuk meraih keuntungan, masih banyak perusahaan yang melakukan berbagai pelanggaran moral. Praktik curang ini bukan hanya merugikan perusahaan lain, melainkan juga masyarakat dan negara. Praktik korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) tumbuh subur di banyak perusahaan.
Etika bisnis paling gampang diterapkan di perusahaan sendiri. Pemimpin perusahaan memulai langkah ini karena mereka menjadi panutan bagi karyawannya. Selain itu, etika bisnis harus dilaksanakan secara transparan. Pemimpin perusahaan seyogyanya bisa memisahkan perusahaan dengan milik sendiri. Dalam operasinya, perusahaan mengikuti aturan berdagang yang diatur oleh tata cara undang-undang.
Etika bisnis tidak akan dilanggar jika ada aturan dan sanksi. Kalau semua tingkah laku salah dibiarkan, lama kelamaan akan menjadi kebiasaan. Repotnya, norma yang salah ini akan menjadi budaya. Oleh karena itu bila ada yang melanggar aturan diberikan sanksi untuk memberi pelajaran kepada yang bersangkutan. Ada tiga sasaran dan ruang lingkup pokok etika bisnis. Pertama, etika bisnis sebagai etika profesi membahas berbagai prinsip, kondisi, dan masalah yang terkait dengan praktek bisnis yang baik dan etis. Dengan kata lain, etika bisnis pertama-tama bertujuan untuk menghimbau para pelaku bisnis untuk menjalankan bisnis secara baik dan etis.
Kedua, menyadarkan masyarakat, khususnya konsumen, buruh, atau karyawan dan masyarakatluas pemilik aset umum semacam lingkungan hidup, akan hak dan kepentingan mereka yang tidak boleh dilanggar oleh praktik bisnis siapapun juga. Pada tingkat ini, etika bisnis berfungsi menggugah masyarakat bertindak menuntut para pelaku bisnis untuk berbisnis secara baik demi terjaminnya hak dan kepentingan masyarakat tersebut.
Ketiga, etika bisnis juga berbicara mengenai sistem ekonomi yang sangat menentukan etis tidaknya suatu praktek bisnis. Dalam hal ini, etika bisnis lebih bersifat makro atau lebih tepat disebut etika ekonomi. Dalam lingkup makro semacam ini, etika bisnis bicara soal monopoli, oligopoli, kolusi, dan praktik semacamnya yang akan sangat mempengaruhi, tidak saja sehat tidaknya suatu ekonomi, melainkan juga baik tidaknya praktik bisnis dalam sebuah negara.


 Sumber :

Saturday, October 12, 2013

Tugas 1

Etika Profesi Akuntansi

Pengertian Etika
Etika (Yunani Kuno: "ethikos", berarti "timbul dari kebiasaan") adalah sebuah sesuatu dimana dan bagaimana cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar,salahbaikburuk, dan tanggung jawab.
St. John of Damascus (abad ke-7 Masehi) menempatkan etika di dalam kajian filsafat praktis (practical philosophy).
Etika dimulai bila manusia merefleksikan unsur-unsur etis dalam pendapat-pendapat spontan kita. Kebutuhan akan refleksi itu akan kita rasakan, antara lain karena pendapat etis kita tidak jarang berbeda dengan pendapat orang lain. Untuk itulah diperlukan etika, yaitu untuk mencari tahu apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia.
Secara metodologis, tidak setiap hal menilai perbuatan dapat dikatakan sebagai etika. Etika memerlukan sikap kritis, metodis, dan sistematis dalam melakukan refleksi. Karena itulah etika merupakan suatu ilmu. Sebagai suatu ilmu, objek dari etika adalah tingkah laku manusia. Akan tetapi berbeda dengan ilmu-ilmu lain yang meneliti juga tingkah laku manusia, etika memiliki sudut pandang normatif. Maksudnya etika melihat dari sudut baik dan buruk terhadap perbuatan manusia.
Etika terbagi menjadi tiga bagian utama: meta-etika (studi konsep etika), etika normatif (studi penentuan nilai etika), dan etika terapan (studi penggunaan nilai-nilai etika).

Menurut para ahli, etika adalah aturan perilaku, adat kebiasaan manusia dalam pergaulan antara sesamanya serta menegaskan yang baik dan yang buruk. Berikut akan dipaparkan mengenai pengertian etika berdasarkan pendapat para ahli :
  1. Drs. O.P. Simorangkir, etika atau etik dapat diartikan sebagai pandangan manusia dalam berperilaku menurut ukuran dan nilai baik.
  2. Drs. Sidi Gajabla dalam sistematika filsafat mengartikan etika sebagai teori tentang tingkah laku, perbuatan manusia dipandang dari segi baik dan buruk sejauh yang dapat ditentukan oleh akal.
  3. Drs. H. Burhanudin Salam berpendapat bahwa etika merupakan cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai dan norma yang menentukan perilaku manusia dalam hidupnya.
  4. Kamus Besar Bahasa Indonesia ( 1995 ), etika adalah nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.
  5. Maryani dan Ludigdo, etika merupakan seperangkat aturan, norma atau pedoman yang mengatur perilaku manusia, baik yang harus dilakukan maupun yang harus ditinggalkan yang dianut oleh sekelompok atau segolongan masyarakat atau profesi.
Dalam perkembangannya etika dapat dibagi dua, yaitu:

1. Etika Perangai adalah adat istiadat atau kebiasaan yang menggambarkan perangai manusia dalam hidup bermasyarakat di daerah tertentu dan pada waktu tertentu. etika perangai tersebut diakui dan brlaku karena disepakati masyarakat berdasarkan hasil penelitian. Contoh dari etika perangai adalah :
a. Berbusana Adat
b. Pergaulan Muda-Mudi
c. Perkawinan Semenda
d. Upacara Adat

2. Etika Moral adalah berkenaan dengan kebiasaan berperilaku baik dan benar berdasarkan kodrat manusia. Apabila etika tersebut dilanggar timbullah kejahatan yaitu perbuatan yang tidak bail dan tidak benar, kebiasaan ini berasal dari kodrat manusia yang disebut moral. Contoh etika moral adalah :
a. Berkata dan berbuat jujur
b. Menghormati orang tua
c. Mengahargai orang lain
d. Membela kebenaran dan keadilan
e. Menyantuni yatim piatu

Fungsi Etika
Menurut Magnis Suseno etika adalah pemikiran sistematis tentang moralitas, dan yang dihasilkan secara
langsung bukan kebaikan melainkan suatu pengertian yang lebih mendasar dan kritis. 
Magnis Suseno menyatakan ada empat alasan yang melatarkan belakanginya :
1. Etika dapat membantu dalam mengali rasionalitas dan moralitas agama,seperti mengapa Tuhan
    memerintahkan ini bukan itu.
2. Etika membantu dalam mengintterprestasikan ajaran agama yang saling bertentangan.
3. Etika dapat membantu menerapkan ajaran moral agama terhadap masalah masalah baru dalam kehidupan manusia.
4. Etika dapat membantu mengadakan diaolog antar agama karena etika memndasarkan pada rasionallitas bukan wahyu.

Perbedaan Etika dan Etiket
Dalam perkataan sehari-hari kata etika dan etiket sering dicampur adukan. Etika adalah moral dan etiket
adalah sopan santun, tata krama, persamaan keduanya adalah mengenai perilaku manusia. Baik etika
maupun etika mengatur perilaku manusia secara normatif ,artimya memberi norma manusia bagaimana
seharusnya berbuat dan tidak berbuat.
Pada prinsipnya terdapat perbedaan yang sangat signifikan antara keduaanya, terutama dalam kehidupan
sehari hari. Empat perbedaan moral dan etiket yaitu :
1. Menetapkan norma perbuatan, apakah perbuatan boleh atau tidak dilakukan.
2. Menetapkan cara-cara melakukan perbuatan, menunjukakn cara yang tepat,baik,benar dan sesuai dengan yang diharapkan.
3. Berlaku tidak tergantung pada ada tidaknya orang lain. Hanya berlaku dalam pergaulan,jika tidak ada orang kain yang hadir maka etiket tidak berlaku. Bersifat absolut dan tidak dapat ditawar-tawar Bersifat relatif.
5. Memandang manusia dari segi dalam (bathiniah) Memandang manusia dari segi luar (jasmaniah).

PROFESI
Profesi adalah pekerjaan tetap sebagai pelaksanaan fungsi kemasyarakatan berupa karya pelayanan yang
pelaksanaannya dijalankan secara mandiri dengan komitmen dan keahlian berkeilmuan dalam bidang tertentu
yang pengembangannya dihayati sebagai panggilan hidup dan terikat pada etika umum dan etika khusus
(etika profesi) yang bersumber pada semangat pengabdian terhadap sesama demi kepentingan umum, serta
berakar dalam penghormatan terhadap martabat manusia (respect for human dignity).

Berikut ini adalah beberapa pengertian tentang Profesi menurut para ahli :
1. Menurut Liberman, profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang diperoleh melalui latihan khusus yang
memadai.
2. (Sikun Pribadi, 1976), Profesi itu pada hakikatnya adalah suatu pernyataan atau janji terbuka, bahwa
seseorang akan mengabdikan dirinya kepada suatu jabatan atau pekerjaan dalam arti biasa, karena orang
tersebut merasa terpanggil untuk menjabat pekerjaan itu.

CIRI-CIRI PROFESI
Secara umum ada beberapa ciri atau sifat yang selalu melekat pada profesi, yaitu :
  1. Adanya pengetahuan khusus, yang biasanya keahlian dan keterampilan ini dimiliki berkat pendidikan, pelatihan dan pengalaman yang bertahun-tahun.
  2. Adanya kaidah dan standar moral yang sangat tinggi. Hal ini biasanya setiap pelaku profesi mendasarkan kegiatannya pada kode etik profesi.
  3. Mengabdi pada kepentingan masyarakat, artinya setiap pelaksana profesi harus meletakkan kepentingan pribadi di bawah kepentingan masyarakat.
  4. Ada izin khusus untuk menjalankan suatu profesi. Setiap profesi akan selalu berkaitan dengan kepentingan masyarakat, dimana nilai-nilai kemanusiaan berupa keselamatan, keamanan, kelangsungan hidup dan sebagainya, maka untuk menjalankan suatu profesi harus terlebih dahulu ada izin khusus.
  5. Kaum profesional biasanya menjadi anggota dari suatu profesi.
ETIKA PROFESI
Etika profesi pada hakikatnya adalah kesanggupan untuk secara seksama berupaya memenuhi kebutuhan pelayanan profesional dengan kesungguhan, kecermatan dan keseksamaan mengupayakan pengerahan keahlian dan kemahiran berkeilmuan dalam rangka pelaksanaan kewajiban masyarakat sebagai keseluruhan terhadap para warga masyarakat yang membutuhkannya.

Menurut (Boynton dan Kell, 1996) etika profesi merupakan karakteristik suatu profesi yang membedakannya dengan profesi lain yang berfungsi untuk mengatur tingkah laku para anggotanya.

PRINSIP-PRINSIP ETIKA PROFESI :
1. Tanggung jawab
- Terhadap pelaksanaan pekerjaan itu dan terhadap hasilnya.
- Terhadap dampak dari profesi itu untuk kehidupan orang lain atau masyarakat pada  umumnya.

2. Keadilan.
Prinsip ini menuntut kita untuk memberikan kepada siapa saja apa yang menjadi haknya.

3. Otonomi.
Prinsip ini menuntut agar setiap kaum profesional memiliki dan diberi
kebebasan dalam menjalankan profesinya.

KESIMPULAN
  1. Etika adalah pandangan manusia ataupun aturan prilaku perbuatan manusia yang dimiliki oleh individu ataupun dalam suatu kelompok dan menegaskan mana yang baik atau buruk.
  2. Profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang dalam pelaksanaannya memerlukan pengetahuan khusus (pendidikan atau pelatihan) dan juga adanya suatu pernyataan atau janji bahwa seseorang akan mengabdi pada kepentingan masyarakat.
  3. Etika Profesi adalah suatu karakteristik profesi yang membedakannya dengan profesi lain dalam suatu pekerjaan yang berfungsi untuk mengatur tingkah laku para anggotanya serta menegaskan mana yang baik atau buruk yang menunjukkan arah moral bagi suatu profesi.

SUMBER :
http://id.wikipedia.org/wiki/Etika
http://jhohandewangga.wordpress.com/2012/02/24/pengertian-etika/
Qohar, Adnan. Pengertian Etika dan Profesi Hukum. Jombang: WKPA.
Widaryanti. 2007. Etika Bisnis dan Etika Profesi Akuntan (Business Ethics and Accountant Professional
Ethics). Vol. 2 No. 1 Juni 2007 : 1-10.

Wednesday, July 10, 2013

8 Winning Tips to Make Your Financial Plan Profitable

A curious thing happens to entrepreneurs in the spring of every year. You wake up one day and realize you had better figure out how much money was made last year in order to pay your taxes. But wait, shouldn't a business owner already know how much money he or she made last year, last quarter, or last month? Don't wait. Develop your financial plan today.
If you don't keep track of how much money you're making, you have no idea whether your business is successful or not. You can't tell how well your marketing is working. You need to know what your net profit is. If you don't, there's no way you can know how to increase it.
To be successful in business, you need to make a financial plan and check it against the facts on a monthly basis, then take immediate action to correct any problems. Here are 8 steps you should take:
Create a Financial Plan: Estimate how much revenue you expect to bring in each month, and project what your expenses will be. If you need it, get help from business planning books, software, or an accountant.
Review the Plan Monthly: Even if time is taken to prepare a financial plan with profit and loss projections, it often sits in a desk drawer. It's not enough to have a plan -- you have to review it regularly.
Lost Profits Can't be Recovered: When comparing your projections to reality and finding earnings too low or expenses too high, the conclusion often is, "I'll make it up later." The problem is that you really can't make it up later; every month profits are too low is a month that is gone forever.
Make Adjustments Right Away: If revenues are lower than expected, increase efforts in sales and marketing or look for ways to increase your rates. If overhead costs are too high, find ways to cut back. There are other businesses like yours around. What is their secret for operating profitably?
Think Before you Spend: When considering any new business expense, including marketing and sales activities, evaluate the increased earnings you expect to bring in against its cost before you proceed to make a purchase. You can often increase your profitability simply by delaying expenses to a later month, quarter, or year.
Don't be Afraid to Hire: Retailers and restaurateurs wouldn't consider operating without employees, but many service businesses limit themselves by being understaffed. Almost any business can benefit from hired or contracted help. You can better use your talents for generating revenue than for running errands and filing.
Pay Yourself a Salary: If you are incorporated, you may already be doing this. If not, allocate an amount to owner's compensation on a monthly basis. Each month that your business meets its profitability goal, pay yourself the full amount. When you miss your target, dock your "pay" and when you exceed it, pay yourself a "bonus." Writing yourself a monthly paycheck will give you a strong incentive to keep your business profitable.
It's About Profit, Not Revenue: It doesn't matter how many thousands of dollars you are bringing in each month if your expenses are almost as high, or higher. Many high-revenue businesses have gone under for this very reason -- don't be one of them.

10 Ways to Grow Your Business

When you first started your business, you probably did a lot of research. You may have sought help from advisors; you may have gotten information from books, magazines and other readily available sources. You invested a lot-in terms of money, time and sweat equity-to get your business off the ground. So...now what?
For those of you who have survived startup and built successful businesses, you may be wondering how to take the next step and grow your business beyond its current status. There are numerous possibilities, 10 of which we'll outline here. Choosing the proper one (or ones) for your business will depend on the type of business you own, your available resources, and how much money, time and sweat equity you're willing to invest all over again. If you're ready to grow, we're ready to help.
1. Open another location
This might not be your best choice for business expansion, but it's listed first here because that's what often comes to mind first for so many entrepreneurs considering expansion. "Physical expansion isn't always the best growth answer without careful research, planning and number-planning," says small-business speaker, writer and consultantFrances McGuckin , who offers the following tips for anyone considering another location:
  • Make sure you're maintaining a consistent bottom-line profit and that you've shown steady growth over the past few years.
  • Look at the trends, both economic and consumer, for indications on your company's staying power.
  • Make sure your administrative systems and management team are extraordinary-you'll need them to get a new location up and running.
  • Prepare a complete business plan for a new location.
  • Determine where and how you'll obtain financing. (See " Got Cash? " for financing tips.)
  • Choose your location based on what's best for your business, not your wallet.
2. Offer your business as a franchise or business opportunity
Bette Fetter, founder and owner of Young Rembrandts , an Elgin, Illinois-based drawing program for children, waited 10 years to begin franchising her concept in 2001-but for Fetter and her husband, Bill, the timing was perfect. Raising four young children and keeping the business local was enough for the couple until their children grew older and they decided it was time to expand nationally.
"We chose franchising as the vehicle for expansion because we wanted an operating system that would allow ownership on the part of the staff operating Young Rembrandts locations in markets outside our home territory," says Bette. "When people have a vested interest in their work, they enjoy it more, bring more to the table and are more successful overall. Franchising is a perfect system to accomplish those goals."
Streamlining their internal systems and marketing in nearby states helped the couple bring in their first few franchisees. With seven units and some time under their belt, they then signed on with two national franchise broker firms. Now with 30 franchisees nationwide, they're staying true to their vision of steady growth. "Before we began franchising, we were teaching 2,500 children in the Chicago market," says Bette. "Today we teach more than 9,000 children nationwide, and that number will continue to grow dramatically as we grow our franchise system."
Bette advises networking within the franchise community-become a member of the International Franchise Association and find a good franchise attorney as well as a mentor who's been through the franchise process. "You need to be open to growing and expanding your vision," Bette says, "but at the same time, be a strong leader who knows how to keep the key vision in focus at all times."
3. License your product. This can be an effective, low-cost growth medium, particularly if you have a service product or branded product, notes Larry Bennett, director of the Larry Friedman International Center for Entrepreneurship at Johnson & Wales University in Providence, Rhode Island. "You can receive upfront monies and royalties from the continued sales or use of your software, name brand, etc.-if it's successful," he says. Licensing also minimizes your risk and is low cost in comparison to the price of starting your own company to produce and sell your brand or product.
To find a licensing partner, start by researching companies that provide products or services similar to yours. "[But] before you set up a meeting or contact any company, find a competent attorney who specializes in intellectual property rights," advises Bennett. "This is the best way to minimize the risk of losing control of your service or product."
4. Form an alliance. Aligning yourself with a similar type of business can be a powerful way to expand quickly. Last spring, Jim Labadie purchased a CD seminar set from a fellow fitness professional, Ryan Lee, on how to make and sell fitness information products. It was a move that proved lucrative for Labadie, who at the time was running an upscale personal training firm he'd founded in 2001. "What I learned on [Lee's] CDs allowed me to develop my products and form alliances within the industry," says Labadie, who now teaches business skills to fitness professionals via a series of products he created and sells on his Web site, HowToGetMoreClients.com .
Seeing that Labadie had created some well-received products of his own, Lee agreed to promote Labadie's product to his long contact list of personal trainers. "That resulted in a decent amount of sales," says Labadie-in fact, he's increased sales 500 percent since he created and started selling the products in 2001. "Plus, there have been other similar alliances I've formed with other trainers and Web sites that sell my products for a commission."
If the thought of shelling out commissions or any of your own money for the sake of an alliance makes you uncomfortable, Labadie advises looking at the big picture: "If you want to keep all the money to yourself, you're really shooting yourself in the foot," says the Tampa, Florida, entrepreneur. "You need to align with other businesses that already have lists of prospective customers. It's the fastest way to success."
5. Diversify. Small-business consultant McGuckin offers several ideas for diversifying your product or service line:
  • Sell complementary products or services
  • Teach adult education or other types of classes
  • Import or export yours or others' products
  • Become a paid speaker or columnist
"Diversifying is an excellent growth strategy, as it allows you to have multiple streams of income that can often fill seasonal voids and, of course, increase sales and profit margins," says McGuckin, who diversified from an accounting, tax and consulting business to speaking, writing and publishing.
Diversifying was always in the works for Darien, Connecticut, entrepreneurs Rebecca Cutler and Jennifer Krane, creators of the "raising a racquet" line of maternity tenniswear , launched in 2002. "We had always planned to expand into other 'thematic' kits, consistent with our philosophies of versatility, style, health and fun," says Cutler. "Once we'd begun to establish a loyal wholesale customer base and achieve some retail brand recognition, we then broadened our product base with two line extensions, 'raising a racquet golf' and 'raising a racquet yoga.'"
Rolling out the new lines last year allowed the partners' current retail outlets to carry more of their inventory. "It also broadened our target audience and increased our presence in the marketplace, giving us the credibility to approach much larger retailers," notes Cutler, who expects to double their 2003 sales this year and further diversify the company's product lines. "As proof, we've recently been selected by Bloomingdale's, A Pea in the Pod and Mimi Maternity."
6. Target other markets. Your current market is serving you well. Are there others? You bet. "My other markets are what make money for me," says McGuckin. Electronic and foreign rights, entrepreneurship programs, speaking events and software offerings produce multiple revenue streams for McGuckin, from multiple markets.
"If your consumer market ranges from teenagers to college students, think about where these people spend most of their time," says McGuckin. "Could you introduce your business to schools, clubs or colleges? You could offer discounts to special-interest clubs or donate part of [your profits] to schools and associations."
Baby boomers, elderly folks, teens, tweens...let your imagination take you where you need to be. Then take your product to the markets that need it.
7. Win a government contract. "The best way for a small business to grow is to have the federal government as a customer," wrote Rep. Nydia M. Velazquez, ranking Democratic member of the House Small Business Committee, in August 2003. (Click here to read that article.) "The U.S. government is the largest buyer of goods and services in the world, with total procurement dollars reaching approximately $235 billion in 2002 alone."
Working with your local SBA and SBDC offices as well as the Service Corps of Retired Executives and your local, regional or state Economic Development Agency will help you determine the types of contracts available to you. The U.S. Chamber of Commerce and the SBA also have a Business Matchmaking Program designed to match entrepreneurs with buyers. "A fair amount of patience is required in working to secure most government contracts," says Johnson & Wales University's Bennett. "Requests for proposals usually require a significant amount of groundwork and research. If you're not prepared to take the time to fully comply with RFP terms and conditions, you'll only be wasting your time."
This might sound like a lot of work, but it could be worth it: "The good part about winning government contracts," says Bennett, "is that once you've jumped through the hoops and win a bid, you're generally not subject to the level of external competition of the outside marketplaces."
8. Merge with or acquire another business. In 1996, when Mark Fasciano founded FatWire , a Mineola, New York, content management software company, he certainly couldn't have predicted what would happen a few years later. Just as FatWire was gaining market momentum, the tech downturn hit hard. "We were unable to generate the growth needed to maximize the strategic partnerships we'd established with key industry players," Fasciano says. "During this tech 'winter,' we concentrated on survival and servicing our clients, while searching for an opportunity to jump-start the company's growth. That growth opportunity came last year at the expense of one of our competitors."
Scooping up the bankrupt company, divine Inc., from the auction block was the easy part; then came the integration of the two companies. "The process was intense and exhausting," says Fasciano, who notes four keys to their success:
  • Customer retention. "I personally spoke with 150 customers within the first few weeks of consummating the deal, and I met with 45 clients around the globe in the first six months," notes Fasciano. They've retained 95 percent of the divine Inc. customer base.
  • Staff retention. Fasciano rehired the best and brightest of divine's staff.
  • Melding technologies. "One of the reasons I was so confident about this acquisition was the two product architectures were very similar," says Fasciano. This allowed for a smooth integration of the two technologies.
  • Focus. "Maybe the biggest reason this acquisition has worked so well is the focus that FatWire has brought to a neglected product," says Fasciano.
FatWire's acquisition of divine in 2003 grew its customer base from 50 to 400, and the company grew 150 percent, from $6 million to $15 million. Fasciano expects no less than $25 million in sales this year.
9. Expand globally. Not only did FatWire grow in terms of customers and sales, it also experienced global growth simply as a result of integrating the best of the divine and FatWire technologies. "FatWire finally has international reach-we've established new offices in the United Kingdom, France, Italy, Spain, Holland, Germany, China, Japan and Singapore," says Fasciano. This increased market share is what will allow FatWire to realize sustained growth.
But you don't need to acquire another business to expand globally. You just need to prime your offering for an international market the way FatWire was primed following the integration of its technologies with divine's.
You'll also need a foreign distributor who'll carry an inventory of your product and resell it in their domestic markets. You can locate foreign distributors by scouring your city or state for a foreign company with a U.S. representative. Trade groups, foreign chambers of commerce in the United States, and branches of American chambers of commerce in foreign countries are also good places to find distributors you can work with.
10. Expand to the Internet. "Bill Gates said that by the end of 2002, there will be only two kinds of businesses: those with an Internet presence, and those with no business at all," notes Sally Falkow a Pasadena, California, Web content strategist. "Perhaps this is overstating the case, but an effective Web site is becoming an integral part of business today."
Landing your Web site in search engine results is key-more than 80 percent of traffic comes via search engines, according to Falkow. "As there are now more than 4 billion Web pages and traffic on the Internet doubles every 100 days, making your Web site visible is vital," she says. "You need every weapon you can get."
Design and programming are also important, but it's your content that will draw a visitor into your site and get them to stay. Says Falkow, "Putting together a content strategy based on user behavior, measuring and tracking visitor click streams, and writing the content based on researched keywords will get you excellent search results and meet the needs of your visitors."


Read more: http://www.entrepreneur.com

How To Start a Business Budget

Every successful business needs a budget, and here are some tips on how to make one that works for you.
 

It's a basic tenet of business - before you can make money you have to figure out how to spend it. Drafting a budget is a key way to help you turn your dreams for business success into reality. Using this vital tool, you can track cash on hand, business expenses, and now much revenue you need to keep your business growing -- or at least afloat. By committing these numbers to paper, your chances of succeeding with your business are helped by anticipating future needs, spending, profits and cash flow. It also may let you spot problems before they mushroom, so that you can switch gears.

"It's like a roadmap for your company," says Victor Butcher, of Butcher Financial Services in Memphis, Tenn., a former president of the Tennessee Society of Certified Public Accountants' Memphis Chapter who advises small businesses. "You need the roadmap to understand where you're going with your business."

Conversely, if you don't have the discipline to sit down and assemble a business budget, you may not have insight into how your business is performing from year to year, whether there are cuts you can make to improve performance and whether you have the needed funds to purchase new equipment -- be it computers, trucks, machinery, or a new factory. "It's like being in a car without a map or GPS system," Butcher says. "You hope going in the right direction, but you don't know."

The following pages will detail why your business needs a budget, what components you should include in a budget, and how to get started drafting a budget, and how to use the budget to better your business performance.

Why Your Business Needs a Budget


The bottom line on why to draft a budget for your business is that it will help you figure our how much money you have, how much you need to spend, and how much you need to bring in to meet business goals. But there are other reasons, too. Bankers and other financiers may want to see a budget when you ask for a loan. Employees should also be privy to the budget so that they understand where the business is going and are motivated to work harder. "It would be stupid not to share this with employees. Everybody should know what the goal of the company is. It's a group goal," Butcher says. "Don't expect your staff to meet your goals if they don't know what they are."

Budgets can also help you minimize risk to your business. A budget should be created before you sign a new lease or invest in new machinery or equipment. It's better to find out that you can't afford new office space before you commit to spending a certain amount of money every month. According to the U.S. Small Business Administration, a budget can be used to indicate some of the following:

• The funds needed for labor and/or materials.
• For a new business, total start-up costs.
• Your costs of operations.
• The revenues necessary to support the business.
• A realistic estimate of expected profits.

You can use this information to adjust your plans or expectations going forward. A 12-month budget can be updated with actual expenditures and revenues each month so that you know you're on target. If you're missing the targets set out in your budget, you can use the budget to troubleshoot by figuring out how you can reduce expenses like labor or new computers, increase sales by more aggressive marketing, or lowering your profit expectations.

Components of a Budget

A budget should include your revenues, your costs, and -- most importantly – your profits or cash flow so that you can figure out whether you have any money left over for capital improvements or capital expenses. A budget should be tabulated at least yearly. Most yearly budgets are also divided up into 12 months, with blank columns next to your estimates to fill in with your actual results as the year progresses. You may want to consult an accountant in preparing a budget, but it also may be something you can do yourself with small business financial software and/or some of the free budget worksheets and templates available online (see Recommended Resources below.)

How to Make a Business Plan

Opening a new business can be overwhelming, especially if you don’t have any experience in the world of business. There are so many things to consider, from identifying the perfect product or service to sell to finding the right financing.

With so many moving parts, getting started can seem rather challenging. A business plan is always a first good step. It will help you lay out your plans, anticipate how you will manage your business and help you get the right financing. In other words, it can really help your company succeed.
A business plan includes:
  • Executive summary: Every business plan begins with an executive summary which features basic information about the business, the types of products and services it sells, the state of the industry and future plans. If you are just opening a business, this summary should include your professional experience and the reasons why you think your company will succeed.
  • Company description: This section describes your business goal and details the different parts of your company, including the types of product or services it sells, consumer demand and potential new clients. It also describes its competitive advantages in the marketplace, such as its location and type of operation. It can be as long as a few paragraphs, but the shorter the better. The goal is for the reader to have a good idea of what the business is about and understand its competitive advantages.
  • Market analysis: Who are the customers? How big is the market? Who is the competition? A market analysis answers many of these questions in detail. You can describe, for example, the type of customers you anticipate having (office workers and area residents) and describe the area where the business is located (there are five commercial buildings and 200 residential apartments within a mile radius, etc.)
  • Company organization: Here you explain how your company is organized and who is involved. In other words, describe who is doing what. This information is useful particularly if you’re looking for financing. Bankers need to know how your company is structured and who they are dealing with.
  • Description of products and services: Use this section to explain in more detail the products or services you plan to sell. How will your product be consumed? How often? How will consumers benefit from your products?
  • Marketing plan: This is your chance to explain in detail how you will market your products and services to potential clients. This can include plans for a website, advertising in local newspapers, promotions or other ads.
  • Finances and projections: The purpose of this section is to provide financial information about your company, including short and long-term sales projections. You can also include fixed and variable costs and when the company anticipates profits.

Memulai Bisnis: Mengungkap Rahasia Sukses

Tiga Langkah Menuju Bisnis yang Sukses

Sebuah survey oleh lembaga penelitian internasional beberapa waktu yang lalu mengungkapkan bahwa sebagian besar karyawan perusahaan tidak “happy” dengan alasan mereka tidak puas dengan gajinya dan khawatir akan masa depan mereka setelah pensiun. Kenapa?

Baik. Kita langsung ke topik utama saja yaitu soal uang, yang bagi kebanyakan orang merupakan salah satu parameter ketentraman hidup. Ada tiga cara untuk memperoleh uang banyak dalam waktu singkat. Pertama, menang undian berhadiah. Kedua, dapat warisan dan yang ketiga menikahi orang kaya.

Meskipun ketiga cara itu singkat tapi kalau kita perhatikan ada satu faktor utama yang membuat ketiga hal agak sulit direalisasikan. Faktor ini adalah kontrol. Anda tidak punya kontrol kapan Anda dapat warisan atau menang undian. Nikah dengan orang kaya pun saingannya pasti berat dan butuh keberuntungan besar.

Harusnya ada cara efektif dan Anda punya kontrol disitu.

Betul – Anda perlu memulai bisnis. Cara ini lebih efektif bahkan dibandingkan dengan menyimpan uang di bank dan menyerahkan uang Anda untuk dimain-mainkan oleh fund manager.

Ada dua mentalitas dalam dunia kerja. Anda bekerja untuk orang lain atau Anda mempekerjakan orang lain. Anda bekerja untuk bisnis orang lain atau Anda memiliki bisnis sendiri.

Saya tidak bermaksud mengatakan bahwa bekerja untuk orang lain itu adalah buruk. Banyak sekali alasan bagus untuk menjadi karyawan orang lain. Misalnya, bekerja untuk suatu perusahaan membuat Anda belajar bagaimana suatu bisnis berjalan sehingga Anda bisa membuka bisnis sendiri. Faktanya, saya pernah menjadi karyawan di beberapa perusahaan selama kurang lebih 10 tahun.

Dengan kata lain, Anda bekerja untuk orang lain sambil belajar dan dibayar untuk pendidikan Anda. Banyak orang-orang sukses yang berangkat dari bawah dengan belajar bekerja dari orang lain. Pengalaman ini yang tidak bisa dibeli. Bayangkan ketika Anda sekolah Anda harus membayar pendidikan. Dengan menjadi pekerja, boss Anda membayar biaya belajar Anda. Deal yang jauh lebih bagus kan?

Nah, sekarang kita asumsikan bahwa Anda sudah membuat keputusan untuk memulai sebuah bisnis. Anda sudah belajar dari pengalaman orang-orang lain di dunia bisnis. Sekarang Anda punya cita-cita untuk menjadi……istilahnya: pengusaha atau entrepreneur.

Definisi pengusaha adalah:
  • Orang yang menjalankan bisnis dengan sukses
  • Dia menggunakan bisnisnya untuk menghasilkan pendapatan pasif (passive income)
  • Dia berekspansi atau menjual bisnisnya
Menurut kamus, definisi “pengusaha” mengikutsertakan kata “risiko”. Ini penting karena untuk menjalankan bisnis Anda harus menginvestasikan uang dan waktu. Ada kemungkinan Anda tidak memperoleh apapun dan bisnis Anda jatuh. Ini bagian dari permainan dan ada tiga hal yang harus Anda sadari sebelum memulai sebuah bisnis.

Pertama, buat intensi. Ini penting karena kebanyakan dari kita hanya ingin menikmati hasil akhir tanpa mau menjalani proses step-by-step. Intensi diperlukan untuk memelihara semangat Anda, terutama ditahap-tahap awal yang berat. Kesempatan Anda untuk menjadi sukses bisa naik 80% dengan kekuatan intensi ini. Anda lebih yakin melangkah dan tidak bingung untuk memulai bisnis.

Kedua, menetapkan tujuan (goals). Alokasikan waktu untuk menuliskan apa saja tujuan Anda berbisnis. Tulis diatas kertas dan letakkan di tempat-tempat yang Anda bisa lihat. Misalnya kaca kamar mandi.

Tujuan diperlukan sehinga Anda konsisten dalam perjalanan bisnis Anda. Kenapa? Karena jalan menuju sukses akan penuh dengan rintangan. Pengusaha sukses meraih kesuksesannya dengan jatuh bangun melewati banyak hambatan di perjalanan. Anda jatuh, Anda bangun lagi. Dua hal yang akan terjadi: Anda akhirnya sukses atau Anda selesai. Kalaupun Anda selesai orang lain akan angkat topi dan menghargai perjuangan Anda. Pengalaman Anda pun semakin kaya.

Ketiga, keberuntungan. Mereka yang sukses tidak bisa bilang mereka tidak beruntung. Keberuntungan sangatlah penting. Tetapi keberuntungan tidak akan datang kalau kita tidak mencoba. Anda harus mencoba sekali, dua kali, dan seterusnya hingga pintu keberuntungan terbuka. Mereka yang sukses diberkahi keberuntungan. Triknya adalah jangan berhenti mencoba sampai akhirnya keberuntungan menghampiri Anda.

Dengan mencoba terus menerus Anda akhirnya menjadi mahir dan mengerti cara paling efektif dalam berbisnis. Okay, banyak orang bilang, “9 dari 10 orang dalam bisnis akan gagal”. Tidak perlu khawatir karena Anda masih punya kemungkinan 10% untuk sukses. Bandingkan dengan kemungkinan menang undian berhadiah. 10% adalah angka yang realistis dan terbuka untuk keberhasilan.

Sekarang bagaimana memulai langkah awal berbisnis. Bisnis adalah tindakan dan tindakan adalah kepanjangan dari pemikiran. Pemikiran sendiri timbul setelah ide turun. Jadi langkah pertama adalah mencari ide tentang bisnis apa yang paling cocok untuk Anda.

Saya memiliki filosofi bahwa ide muncul dari ketenangan didalam. Coba observasi diri Anda dan lihat apa yang Anda punya yang bisa Anda tawarkan ke dunia. Lihat keahlian dan ketrampilan Anda. Kemudian perhatikan sekeliling dan amati kegiatan-kegiatan yang mungkin cocok dengan apa yang Anda punya dan Anda yakin Anda bisa mengerjakannya lebih baik.

Anda bisa memulai dari hal yang Anda suka atau apapun yang Anda biasa lakukan tetapi kali ini buatlah dalam konteks bisnis untuk menghasilkan uang. Ide tidak harus kompleks. Rumah makan Padang ada dimana-mana. Yang ditawarkan adalah makanan cepat saji dari Tanah Minang. Sederhana saja kan? Gunakan kreatifitas Anda untuk membuat itu lebih baik dan jangan terjebak ke mentalitas pekerja yang mengharapkan penghasilan tetap dan aman.

Satu hal lagi adalah faktor waktu. Anda perlu kompromi dengan waktu dan menyadari bahwa waktu adalah teman, bukan pesaing. Proses membutuhkan waktu dan kesabaran. Semakin Anda berlatih Anda menjadi semakin ahli. Satu saat hari yang Anda nanti-nantikan akan datang. Di hari itu Anda mengatakan bahwa Anda tidak menyesal melakukan ini semua. Hari dimana Anda merasakan kesuksesan dari usaha Anda sendiri. 

Sumber : http://www.pengembangandiri.com

Tuesday, July 9, 2013

Tugas 4 - Bahasa Inggris Bisnis 2

Add question tag at the end of the following sentences !

1. They want to come, don’t they?
2. They won’t be here, will they?
3. Cristian is a student, isn’t he?
4. He has learned a lot in the last couple of years, hasn’t he?
5. He has a car, doesn’t he?
6. She’ll help us later, won’t she?
7. Nothing is wrong, are they?
8. I am invited, aren’t i?
9. She cried last night, didn’t she?
10. He went to bandung yesterday, didn’t he?
11. Those aren’t your books, are they?
12.Everyone can’t come, can they?
13. Class ends at 11.30, doesn’t it?
14. Nobody has told you the secret, has they?
15. You haven’t seen that movie, have you?
16. We have class tomorrow, haven’t we?
17. She is never late to class, is she?
18. Fahmi sat in front of maya yesterday, didn’t she?
19. You had good time last week, didn’t you?
20. These keys don’t belong to you, does they?