ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
KELOMPOK CANADA
DI SUSUN OLEH :
ARIESTA FITRI HUTAMI
GALUH LISTYA WIDHATI SURYODIBROTO
NILA WULANDARI
RINI PRIANI
TRIJAYANI
4EB02
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan yang Maha esa atas segala karunia dan rahmatnya yang diberikan sehingga kami dapat menyelesaikan tugas kelompok ini.
Makalah ini disusun guna melengkapi tugas-tugas yang yang diberikan oleh dosen dan tujuan dari makalah ini sendiri untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa terhadap akuntansi internasioanl khususnya tentang perusahaan go publik indonesia yang berada di singapura.
Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada semua anggota kelompok Canada yang telah membantu baik secara moril maupun materiil, yang sudah meluangkan waktunya untuk meyelesaikan makalah ini.
Makalah ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran agar dapat memperbaikinya dan menjadi lebih baik lagi dalam membuat makalah. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi semua mahasiswa yang membacanya.
BAB I
LATAR BELAKANG
1.1 Latar belakang
Dalam dunia usaha pada umumnya setiap perusahaan mempunyai suatu laporan finansiil mengenai keadaan keuangan pada periode tertentu. Hal ini dimaksudkan untuk menganalisis kinerja secara keseluruhan dari suatu perusahaan dan menilai bagaimana kondisi keuangan saat ini dan yang akan datang serta untuk mengetahui sejauh mana kemampuan perusahaan dalam melaksanakan kegiatan pengukuran kinerja perusahaan yang akan dilaksanakannya sehingga dapat berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan. Dengan mengadakan analisis laporan finansiil dari perusahaan, maka manajer dapat mengetahui keadaan dan perkembangan finansiil dari perusahaannya, dan dapat diketahui hasil-hasil finansiil yang telah dicapai waktu yang lalu dan waktu yang sedang berjalan. Selain manajer, para kreditur pun berkepentingan terhadap laporan finansiil dari perusahaan yang telah atau akan menjadi debitur, para investor berkepentingan terhadap laporan finansiil suatu perusahan dalam rangka penentuan kebijaksanaan penanam modalnya.
Namun tidak semua perusahaan memiliki tingkat pengembalian yang baik. Sehingga sebelum memutuskan untuk melakukan investasi, para investor harus terlebih dahulu menganalisis kondisi keuangan perusahaan tersebut.
Dalam upaya untuk pembuatan keputusan yang rasional maka para pihak yang berkepentingan masih membutuhkan informasi lain yaitu analisis rasio. Rasio merupakan suatu bentuk rumusan matematis yang menunjukkan hubungan diantara angka-angka tertentu. Dalam analisis rasio keuangan angka-angka yang dianalisis berasal dari data keuangan. Salah satu rasio yang digunakan adalah rasio likuiditas. Rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan tingkat kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-hutang jangka pendek yang dimiliki. Apabila perusahaaan dinilai memiliki cukup kemampuan untuk memenuhi jangka pendeknya maka perusahaan itu dapat disebut likuid. Sebaiknya jika perusahaan dalam keadaan tidak mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya maka dikatakan ilikuid, sedangkan rasio leverage merupakanRasio mengukur perbandingan dana yang disediakan oleh pemilik dengan dana yang dipinjam perusahaan dari kreditur. Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya, baik jangka pendek maupun jangka panjang. dan rasio aktivitas Rasio ini digunakan untuk mengukur efektif tidaknya perusahaan di dalam menggunakan dan mengendalikan sumber-sumber yang dimiliki oleh perusahaan. Rasio ini diukur dengan membandingkan penjualan dengan berbagai investasi dalam aktiva.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut pokok permasalahannya adalah :
Apakah Kinerja perusahaan pada PT. Telekomunikasi Indonesia mengalami peningkatan pada periode 2013 ditinjau dari laporan keuangan dengan menggunakan analisis Current Ratio, Retrun on Assets dan Debt to Equity Ratio?
Apakah Kinerja perusahaan pada PT. Telekomunikasi Indonesia mengalami peningkatan pada periode 2013 ditinjau dari laporan keuangan dengan menggunakan analisis Current Ratio, Retrun on Assets dan Debt to Equity Ratio?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : Untuk mengetahui kinerja perusahaan pada . Telekomunikasi Indonesia dilihat dari Current Ratio, Retrun on Assets dan Debt to Equity Ratio.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Manfaat Akademis
Menambah pengetahuan mengenai kinerja PT Telekomunikasi Indonesia dengan analisis rasio keuangan.
2. Manfaat praktis
Diharapkan memberi manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan dalam mengukur kinerja perusahaan dengan menggunakan analisis rasio keuangan.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Kerangka Teori
2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari siklus akuntansi yang memberikan gambaran keuangan tentang suatu perusahaan yang secara periodik disusun oleh manajemen perusahaan. Laporan keuangan memiliki sifat historis yaitu memuat angka-angka tentang kinerja dan kondisi keuangan perusahaan pada masa yang telah lalu (historis). Laporan keuangan perusahaan sangat penting artinya bagi pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan yang bersangkutan meskipun mereka mempunyai kepentingan yang berbeda-beda.
Laporan keuangan dirancang sedemikian rupa sehingga dapat digunakan oleh semua pihak yang berkepentingan. Pihak-pihak yang berkepentingan tersebut antara lain pihak internal perusahaan dan pihak eksternal perusahaan. Pihak internal merupakan pihak karyawan dan manajemen perusahaan yaitu karyawan yang mengelola perusahaan, sedangkan pihak eksternal yaitu pemasok, penanam modal, kreditur, badan pemerintah dan calon penanam modal. Masing-masing pihak yang berkepentingan menganalisis dan menginterprestasikan laporan keuangan untuk tujuan yang berbeda-beda.
Disisi lain Farid dan Siswanto mengatakan “Laporan keuangan merupakan informasi yang diharapkan mampu memberikan bantuan kepada pengguna untuk membuat keputusan ekonomi yang bersifat finansial.”
Lebih lanjut Munawir mengatakan “Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan.” Dengan begitu laporan keuangan diharapkan akan membantu bagi para pengguna (users) untuk membuat keputusan ekonomi yang bersifat finansial.
Secara lebih tegas Sofyan Assauri mengatakan “Laporan keuangan merupakan laporan pertanggungjawaban manajemen sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Ini sejalan yang dikemukakan oleh Farid Harianto dan Siswanti Sudomo yakni “Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen (stewardship), atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.” Pihak manajemen memegang peranan penting dalam membuat laporan keuangan untuk dapat dipahami oleh pihak yang berkepentingan. Ini ditekankan lebih lanjut oleh Sofyan Assauri bahwa “Dalam laporan keuangan terdapat informasi yang menyangkut posisi keuangan suatu perusahaan”.
2.1.2 Tujuan Analisis Laporan Keuangan
Secara umum, penyajian laporan keuangan oleh manajemen perusahaan bertujuan untuk memberikan informasi kuantitatif mengenai kondisi dan posisi keuangan perusahaan yang bersangkutan pada suatu periode untuk kepentingan karyawan dan kepentingan manajemen adalah mengetahui pencapaian kinerja perusahaan sehingga para pihak manajemen dapat menentukan keputusan yang akan diambil untuk operasional perusahaan dan sekaligus untuk fungsi dari laporan keuangan bagi karyawan dan manajemen perusahaan untuk menentukan besarnya persentasi kenaikan gaji dan bonus yang akan diterima.
Menurut Standard Akuntansi Keuangan (Ikatan Akuntan Indonesia, 1994) bahwa “Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi”. Adapun tujuan laporan keuangan menurut PAPI (Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia) “Tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja perubahan ekuitas, arus kas dan informasi lainnya yang bermanfaat bagi pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggung jawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.”
Sedangkan fungsi laporan keuangan untuk pihak eksternal adalah sebagai berikut :
- Pemasok untuk mengetahui kinerja perusahaan dan sekaligus untuk mengetahui apakah perusahaan berada dalam likuiditas yang baik untuk membayar atas produk yang dijual.
- Kreditur untuk mengetahui kinerja perusahaan yang titik fokusnya adalah membayar kembali pokok pinjaman dan bunga.
- Penanam modal untuk mendapatkan informasi apakah modal yang ditanam layak untuk diperbesar atau untuk memperkecil penanaman modal pada perusahaan.
- Calon penanam modal yaitu untuk mendapatkan informasi apakah layak atau tidaknya untuk melakukan investasi di dalam perusahaan.
- Badan pemerintah untuk mengetahui besarnya pertumbuhan ekonomi regional dan pertumbuhan ekonomi nasional yang sekaligus untuk mengawasi ketertiban pembayaran dan administrasi perpajakan.
Dengan diperolehnya laporan keuangan, maka diharapkan laporan keuangan bisa membantu dalam tujuan untuk menghindari analisis yang keliru dalam melihat kondisi perusahaan. Dimana Farid Harianto dan Siswanto Sudomo mengatakan tujuan laporan keuangan “Agar pembuat keputusan tidak menderita kerugian atau paling tidak mampu menghindarkan kerugian yang lebih besar, semua keputusan harus didasarkan pada informasi yang lengkap, reliable, valid, dan penting”. Informasi yang menyajikan karakteristik seperti itu salah satunya adalah laporan keuangan.
2.1.3 Jenis-jenis Laporan Keuangan
Menurut Standar Pelaporan Keuangan Internasional (International Financial Reporting Standard/IFRS) laporan keuangan terdiri atas :
1. Laporan Posisi Keuangan
Laporan posisi keuangan adalah laporan tentang posisi keuangan perusahaan pada satu titik tertentu. Baik pada akhir bulan, kuartal, semester atau tahun. Jadi, kondisi yang dijelaskan dalam laporan posisi keuangan adalah kondisi pada tanggal tertentu yang artinya saldo pada tanggal tertentu. Biasanya laporan posisi keuangan dibuat per 31 desember, atau tiap akhir bulan. Komponen laporan posisi keuangan adalah :
· Aktiva lancar (current assets), yaitu aktiva yang perputarannya tidak melebihi 1 tahun, contoh: kas, bank, piutang, investasi jangka pendek, persediaan, biaya dibayar dimuka, perlengkapan, pajak dibayar dimuka dan aktiva lancar lainnya.
· Aktiva tetap (fixed assets), yaitu aktiva yang dimiliki oleh perusahaan yang digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan dan memiliki nilai yang relatif tinggi serta memiliki umur yang melebihi dari 1 tahun, contoh: tanah, bangunan, komputer, perabot, mesin, mobil dan aktiva tetap lainnya.
· Aktiva lain-lain (other assets), yaitu aktiva yang tidak dapat dikategorikan dalam aktiva lancar atau aktiva tetap, contoh: investasi jangka panjang.
· Hutang lancar (current liabilities), yaitu kewajiban yang jatuh tempo kurang dari 1 tahun, contoh: hutang dagang, wesel bayar, hutang bank jangka pendek, hutang pajak dan kewajiban lancar lain-lainya.
· Hutang jangka panjang (long term loan), yaitu kewajiban yang jatuh temponya lebih dari 1 tahun, contoh: hutang obligasi dan hutang bank jangka panjang.
· Modal (capital), yaitu terdiri dari modal saham dan laba ditahan.
2. Laporan Laba Rugi Komprehensif
Laporan laba rugi komprehensif merupakan akumulasi kegiatan yang berkaitan dengan pendapatan dan biaya selama periode waktu tertentu, misalnya bulanan atau tahunan. Komponen laporan laba rugi komprehensif adalah :
· Pendapatan/Penjualan
· Harga pokok penjualan
· Biaya pemasaran
· Biaya administrasi dan umum
· Biaya keuangan
· Selisih kurs dari kegiatan operasional
· Keuntungan atas revaluasi properti
· Biaya pajak
3. Laporan Arus Kas
Laporan ini menggambarkan perputaran kas dan bank selama periode tertentu, misalnya bulanan atau tahunan. Laporan arus kas terdiri atas:
· Sumber atau penggunaan kas dari atau untuk kegiatan operasional
· Sumber atau penggunaan kas dari atau untuk kegiatan investasi
· Sumber atau penggunaan kas dari atau untuk kegiatan pendanaan
4. Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan ini menjelaskan perubahan modal, laba ditahan, agio/disagio. Laporan ini menggambarkan saldo dan hak si pemilik yang melekat pada perusahaan.
5. Catatan atas Laporan Keuangan
Isi catatan ini adalah penjelasan umum tentang perusahaan, kebijakan akuntansi yang dianut, dan penjelasan tiap-tiap perkiraan laporan posisi keuangan dan laba rugi komprehensif.
2.1.4 Keterbatasan Laporan Keuangan
Ada beberapa keterbatasan laporan keuangan, yaitu :
1. Bersifat Khusus
Artinya laporan atas kejadian masa lalu atau yang telah lewat, tidak dapat dianggap sebagai laporan keuangan saat ini.
2. Bersifat Umum
Informasi disajikan kepada semua pihak atau bukan pihak tertentu. Padahal masing-masing pihak memiliki kepentingan yang berbeda-beda.
3. Unsur Taksiran
Proses penyusunan laporan keuangan tidak terlepas dari unsur taksiran dan pertimbangan-pertimbangan tertentu, sebagai akibatnya terjadi perbedaan angka dalam laporan neraca maupun laba-rugi.
4. Bersifat Konservatif
Jika ada penilaian tertentu yang tidak pasti makan di pilihlah alternatif yang paling kecil untuk aktiva dan pendapatan. Bahkan pendapatan yang belum pasti, tidak diakui, tetapi kerugian yang mungkin terjadi diakui atau dicatat.
5. Menggunakan istilah-istilah teknis
Pemakai laporan keuangan diasumsikan memahami bahasa teknis akuntansi dan sifat dari informasi yang dilaporkan.
6. Menggunakan Informasi Kuantitatif
Informasi yang bersifat kualitatif walaupun dapat di kuantifikasikan pada umumnya diabaikan.
7. Mengabaikan Nilai Waktu dari Uang
Jumlah yang sama besarnya pada saat ini pasti lebih besar nilainya (daya beli) dibandingkan dengan waktu yang akan datang. Hal ini secara logis dapat diterima akal, karena uang yang ada saat ini bisa di investasikan atau disimpan di bank untuk memperoleh bunga uang (pendapatan bunga).
2.1.5 Kualitas Laporan Keuangan
FASB (Financial Accounting Standard Board), melaluiStatement of Financial Acoounting (SFAC) No.2 mengemukakan kualitas laporan keuangan antara lain :
1. Pembuatan informasi harus mempertimbangkan “Cost and Benefit” artinya manfaat harus lebih besar dari biayanya
2. Informasi harus dapat dipahami dengan jelas
3. Informasi dapat digunakan sebagai proses pengambilan keputusan
4. Relevansi informasi harus jelas
5. Dapat diyakini kebenarannya
6. Dapat digunakan untuk tujuan prediksi
7. Dapat memberikan umpan balik
8. Penyajian yang jujur dan benar
9. Tepat waktu
10. Konsisten dan dapat diperbandingkan
11. Netral diatas berbagai kepentingan dan berbagai pemakai kaporan
12. Hanya material saja yang di sajikan
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Sejarah Perusahaan
Telekomunikasi Indonesia (Telkom) adalah perusahaan informasi dan komunikasi serta penyedia jasa dan jaringan telekomunikasi secara lengkap di Indonesia.Telkomsel merupakan operator selular terkemuka di Indonesia yang dimiliki PT Telkom dengan kepemilikan saham sebesar 65 persen dan SingTel sebesar 35 persen.Hingga Juni 2010, Telkomsel dipercaya melayani 88,3 juta pelanggan, menjadikan Telkomsel sebagai pemimpin pasar di industri telekomunikasi selular dengan pangsa pasar sekitar 50 persen.
Sejarah Perusahaan PT.Telkom Indonesia
1882 sebuah badan usaha swasta penyedia layanan pos dan telegrap dibentuk pada masa pemerintahan kolonial Belanda. 1906 Pemerintah Kolonial Belanda membentuk sebuah jawatan yang mengatur layanan pos dan telekomunikasi yang diberi nama Jawatan Pos, Telegrap dan Telepon (Post, Telegraph en Telephone Dienst/PTT).
1945 Proklamasi kemerdekaan Indonesia sebagai negara merdeka dan berdaulat, lepas dari pemerintahan Jepang.
1961 Status jawatan diubah menjadi Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi (PN Postel).
1965 PN Postel dipecah menjadi Perusahaan Negara Pos dan Giro (PN Pos & Giro), dan Perusahaan Negara Telekomunikasi (PN Telekomunikasi).
1974 PN Telekomunikasi disesuaikan menjadi Perusahaan Umum Telekomunikasi (Perumtel) yang menyelenggarakan jasa telekomunikasi nasional maupun internasional.
1980 PT Indonesian Satellite Corporation (Indosat) didirikan untuk menyelenggarakan jasa telekomunikasi internasional, terpisah dari Perumtel.
1989 Undang-undang nomor 3/1989 tentang Telekomunikasi, tentang peran serta swasta dalam penyelenggaraan telekomunikasi. 1991 Perumtel berubah bentuk menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) Telekomunikasi Indonesia berdasarkan PP no.25 tahun 1991.
1995 Penawaran Umum perdana saham TELKOM (Initial Public Offering/IPO) dilakukan pada tanggal 14 November 1995. sejak itu saham TELKOM tercatat dan diperdagangkan di Bursa Efek Jakarta (BEJ), Bursa Efek Surabaya (BES), New York Stock Exchange (NYSE) dan London Stock Exchange (LSE). Saham TELKOM juga diperdagangkan tanpa pencatatan (Public Offering Without Listing/POWL) di Tokyo Stock Exchange.
1996 Kerja sama Operasi (KSO) mulai diimplementasikan pada 1 Januari 1996 di wilayah Divisi Regional I Sumatra – dengan mitra PT Pramindo Ikat Nusantara (Pramindo); Divisi Regional III Jawa Barat dan Banten – dengan mitra PT Aria West International (AriaWest); Divisi Regional IV Jawa Tengah dan DI Yogyakarta – dengan mitra PT Mitra Global Telekomunikasi Indonesia (MGTI); Divisi Regional VI Kalimantan – dengan mitra PT Dayamitra Telekomunikasi (Dayamitra); dan Divisi Regional VII Kawasan Timur Indonesia dengan mitra PT Bukaka Singtel.
1999 Undang-undang nomor 36/1999, tentang penghapusan monopoli penyelenggaraan telekomunikasi. 2001 TELKOM membeli 35% saham Telkomsel dari PT Indosat sebagai bagian dari implementasi restrukturisasi industri jasa telekomunikasi di Indonesia, yang ditandai dengan penghapusan kepemilikan bersama dan kepemilikan silang antara TELKOM dengan Indosat. Dengan transaksi ini, TELKOM menguasai 72,72% saham Telkomsel. TELKOM membeli 90,32% saham Dayamitra dan mengkonsolidasikan laporan keuangan Dayamitra ke dalam laporan keuangan TELKOM.
2002 TELKOM membeli seluruh saham Pramindo melalui 3 tahap, yaitu 30% saham pada saat ditandatanganinya perjanjian jual-beli pada tanggal 15 Agustus 2002, 15% pada tanggal 30 September 2003 dan sisa 55% saham pada tanggal 31 Desember 2004. TELKOM menjual 12,72% saham Telkomsel kepada Singapore Telecom, dan dengan demikian TELKOM memiliki 65% saham Telkomsel. Sejak Agustus 2002 terjadi duopoli penyelenggaraan telekomunikasi lokal.
3.2 Analisis Rasio Keuangan PT. Telkom
3.2.1 Return On Asset
Pengukuran kinerja dengan ROA menunjukkan kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan laba. ROA adalah rasio keuntungan bersih pajak yang juga berarti suatu ukuran untuk menilai seberapa besar tingkat pengembalian dari aset yang dimiliki perusahaan. (Bambang R, 1997). ROA yang negatif disebabkan laba perusahaan dalam kondisi negatif (rugi) pula. Hal ini menunjukkan kemampuan dari modal yang diinvestasikan secara keseluruhan aktiva belum mampu menghasilkan laba. Kelemahan utama pada pengukuran akuntansi tradisional seperti ROA sebagai pengukur penciptaan nilai adalah mengabaikan adanya biaya modal, sehingga sulit untuk mengetahui apakah suatu perusahaan telah menciptakan nilai atau tidak. Rumus yang digunakan untuk mengukur ROA adalah sebagai berikut
3.2.1 Return On Equity
Pengertian ROE Return Of Equity merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur laba bersih setelah pajak dengan modal sendiri, sekaligus menunjukkan tingkat efesiensi penggunaan modal sendiri. Semakin tinggi nilai rasio ini maka perusahaan tersebut semakin baik karena posisi perusahaan semakin kuat.
3.2.3 Current Ratio
Current Ratio (rasio lancar) merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Dengan kata lain, seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia untuk menutupi kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo. Rasio lancar dapat pula dikatakan sebagai bentuk untuk mengukur tingkat keamanan (margin of safety) suatu perusahaan. (Kasmir, 2010:111)
BAB IV
PENUTUP
Dari hasil laporan keuangan yang telah dilakukan, berikut adalah kesimpulan dari analisa yang menggunakan Return on Asset, Return on Equity dan Current Ratio. PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk memiliki nilai rasio yang baik. Dengan Return on Assetnya sebesar 11,1, Return on Equity sebesar 23,5 dan Current Ratio atau rasio lancar sebesar 116,3. Jika di lihat dari Current Ratio yang sebesar 116,3 dapat diartikan setiap Rp 1,00 hutang lancar dijamin oleh Rp 116,3 aktiva lancar.
DAFTAR PUSTAKA
Kasmir, 2010, Pengantar Manajemen Keuangan, Cetakan 2, Edisi 1, Jakarta : Kencana.