Tips
persiapan adalah segenap trik dan kiat yang perlu dipahami, diadakan dan
dikondisikan untuk memperlancar terwujudnya sesuatu yang menjadi tujuan sebuah
rencana kegiatan sebelum kegiatan berlangsung.
Tips
persiapan dalam menulis karya ilmiah populer adalah trik dan kiat yang harus
dipahami , diciptakan keberadaannya dan dikondisikan sedemikian rupa sehingga
memperlancar terwujudnya sebuah karya tulis hingga tersaji pada halaman media
masa yang selanjutnya sampai di meja pembaca.
Pertama Kumpulkan Informasi
Membaca
surat kabar, majalah ataupun buletin pendidikan utamanya, hendaknya menjadi
kebutuhan bagi guru agar tidak ketinggalan informasi. Bagi guru calon penulis,
membaca tidak sekedar mendapatkan informasi kemudian dibiarkan hilang begitu
saja tanpa kesan. Akan tetapi informasi baru hendaknya diinventarisir dengan
cara dicatat ataupun dikumpulkan guntingan-guntingan informasi surat kabar itu
lengkap dengan tanggal pemuatannya. Perlakuan ini dimaksudkan sebagai proses
pengumpulan dokumen informasi yang dapat digunakan sebagai modal pencarian tema
dalam penulisan karya ilmiah populer Anda.
Pengumpulan
informasi dapat diperoleh dari mana pun tergatung dengan media apa penulis itu
bergelut. Koran, majalah, buletin, radio, TV, internet atau wawancara langsung
dengan nara sumber adalah sumber informasi yang tak habis-habisnya digali.
Informasi tentang pendidikan memang silih berganti datang bertubi setiap hari.
Informasi itu terus berlari seiring dengan pergantian hari.
Bagi
calon penulis dan penulis yang sudah terbiasa menulis, informasi baru
merupakan bahan tulisan yang sangat ditunggu-tunggu. Oleh karena itu
informasi baru harus diinventarisir sehingga penulis dapat memiliki informasi
yang segera dapat diangkat menjadi opini atau artikel.
Jangan
lupa, informasi dari pakar dan media elektronik agar dicatat runtut sesuai
urutan waktu yang disertai tanggal tayang atau tanggal acara itu berlangsung.
Nama acara dicantumkan dalam catatan akan lebih lengkap dan lebih baik.
Mengapa
harus mengumpulkan informasi baru ? Media masa hanya akan memuat tulisan yang
mengandung hal baru baik informasinya, pandangan pencerahan, pendekatan, saran
maupun solusinya. Topik yang dibahas pun sesuatu yang aktual, relevan dan
menjadi persoalan di masyarakat. Pertimbangan inilah melandasi calon penulis
hendaknya rajin mengumpulkan informasi yang baru.
Nah,
apabila Anda menginginkan tulisannya diperhitungkan oleh penerbit ,
informasi baru dalam tulisan Anda sangat diutamakan. Anda tidak akan
menguasai informasi terbaru apabila tidak mau rajin mengumpulkan
informasi yang ada. Kasus ditolaknya tulisan tidak dimuat di media masa paling
banyak disebabkan oleh hal yang dibahas bukan hal baru
Kedua, Peka Melihat Keadaan
Melihat
dapat diartikan memperhatikan. Peka melihat keadaan artinya mampu dan mau
memperhatikan hal-hal kecil hingga besar keadaan lingkungan baik melalui sumber
bacaan, kata nara sumber maupun secara langsung lewat indera sendiri
mengetahui kejadian di lingkungan sekitar.
Peka
melihat keadaan merupakan sikap yang harus dimiliki oleh calon penulis ataupun
penulis karya ilmiah yang sudah biasa menulis. Walaupun permasalahan yang dapat
diangkat sebagai bahan tulisan itu berserakan banyak sekali di sekitar
kita akan tetapi apabila calon penulis tidak peka melihatnya maka tulisan
yang diharapkan itu pun tidak akan menjadi kenyataan.
Membaca
berita dalam koran bagi calon penulis peka tentu tidak sekedar membaca kemudian
hilang tanpa kesan. Bagi pembaca peka, isi berita itu dapat diangkat sebagai
bahan tulisan yang segera dikaitkanhubungkan dengan sumber pustaka dan
secara jeli dianalisisnya menjadi sebuah karya ilmiah yang pantas
dipajang di media masa.
Oleh
karena itu tangkaplah fenomena di sekitar Anda sebagai inspirasi bahan tulisan
yang aktual. Fenomena yang ada di sekitar itu identik dengan kesempatan yang
tak pernah datang dua kal
Ketiga, Buat Klipping Artikel Pendidikan
Bersamaan
dengan melatih diri untuk peka menangkap keadaan sekitar sebaiknya Anda juga
rajin untuk mengumpulkan / mengklipping tulisan orang lain yang bernuansa
pendidikan. Ambillah artikel pendidikan sekalipun dari bungkus tempe /
bungkus kacang goreng ! Kumpulkan tulisan-tulisan itu hingga banyak maka
akan menjadi sumber referensi yang jelas dan akan menambah wawasan Anda.
Setelah membaca kumpulan artikel yang ditulis banyak orang itu,
Anda akan mendapatkan sesuatu yang bersinar dari artikel tersebut. Sinar yang
menerangi pikiran dan hati Anda sehingga menunjukkan jalan lebar menuju kampung
penulis cerdas. Sinar itu adalah : 1. motivasi menulis, 2. perbendaharaan bahasa media
masa, 3. karakteristik
penulis,4. urutan
kronologis susunan tulisan, 5. referensi pengetahuan,6. mendapatkan idola model bentuk
tulisan
Anda
bisa meniru model tulisan orang lain, namun tak boleh menjadi plagiat yang
merangkum tulisan-tulisan orang lain. Meniru model dapat diartikan meniru
bentuk tulisan. Meniru urutan kronologi susunan tulisan dan meniru gaya tulisan
orang lain agaknya tidak dilarang.
Dengan banyak membaca artikel orang lain Anda bisa meniru polanya
walaupun makin lama Anda menemukan pola baru sebagai ciri khas bentuk karya
tulisan Anda. Sebagai calon penulis, Anda berada selangkah lebih maju daripada
teman yang mau menulis akan tetapi tidak bersedia mengklipping artikel orang
lain. Percayalah, langkah ini merupakan langkah jitu sebagai penulis
karya ilmiah populer otodidak. Penulis buku ini membuktikan.
Keempat, Mencari Tahu Langsung kepada Penulis
Ada pepatah ” Carilah
ilmu walau sampai ke negeri Cina ” mengajarkan kita
agar bersemangat, tidak mudah putus asa dalam meraih cita-cita. Carilah
penulis yang tulisannya sering diterbitkan di media masa. Mintalah petunjuk
kiat dan strategi menulis yang bisa lolos seleksi redaktur media masa.
Sering-seringlah berjumpa dengannya sehingga akrab sebagaimana teman
karibnya. Pepatah Jawa ” Cerak
– cerak kebo gupak ” yang berarti apabila berdekatan
dengan teman maka akan terpengaruh sikap dan karakter teman akrab tersebut.
Baik ataupun tidak baik sikap dan karakter teman itu akan kuat sekali
mempengaruhi.
Apabila
kita terpengaruh secara positif motivasi dalam menulis oleh teman maka
sesungguhnya itulah yang kita cari. Pengaruh teman akrab lebih mempan daripada
seribu nasihat nara sumber seminar. Percayalah
Berguru
kepada teman akrab jauh lebih efektif daripada menimba pengetahuan dari Maha
Guru yang jarang sekali bertemu. Tanamkan pradugamu yang baik bahwa penulis
sejati akan selalu melayani teman akrab yang minta diajari menulis
seperti yang dia alami.
Penulis
sejati, ikhlas hingga sanubari memberi ilmu rahasia menulis
yang dia miliki, tanpa harus minta
ganti
rugi. Penulis sejati memang kaya budi. Bertemanlah kepada penulis niscaya Anda
akan termotivasi untuk menulis.
Kelima, Memahami Karakteristik Media Masa
Karya
tulis yang dimuat pada sebuah koran belum tentu dapat dimuat di koran
lain sekali pun mungkin dianggap berbobot. Mengapa ? Tolok ukur karya tulis
yang bisa dimuat, setiap redaksi berbeda. Tingkat bobot tema, bahasa dan
analisis setiap redaksi media masa terhadap sebuah karya tulis, berbeda.
Ada
media masa yang tidak berani memuat karya tulis dengan bahasa keras
(menyinggung pemerintah) namun sebaliknya ada media masa yang senang memuat
karya tulis bertaraf keras. Ada media masa yang tidak suka memuat karya tulis
bernuansa agamis dan ada media masa yang senang dengan karya tulis yang
bernuansa agamis. Demikian juga panjang pendek karya tulis yang bisa dimuat,
setiap redaksi media masa mempunyai ketentuan yang berbeda. Dan masih banyak
lagi hal-hal yang perlu diperhatikan sehubungan dengan ketentuan masing-masing
redaksi media masa.
Oleh
karena itu, sebelum Anda banyak mengalami kegagalan, pahami dulu karakteristik
setiap redaksi yang akan Anda kirimi karya tulis Anda. Setelah Anda memahami
pada gilirannya tinggal mengasah tata bahasa, mengolah kata untuk menyesuaikan
ketentuan media masa dalam bentuk karya yang siap saji di meja pembaca.
Keenam Catat Alamat Redaksi Media Masa
Redaksi
yang akan Anda kirimi karya tulis Anda hendaknya tidak terpatri pada satu media
masa. Karya tulis Anda yang tidak lolos pada salah satu media masa dapat
dikirimkan lagi ke media lain setelah ditunggu kurang lebih 10 hari sejak
tulisan Anda sampai di meja redaksi media masa dan ternyata tidak dimuat.
Untuk itulah alamat redakasi beberapa media masa harus ada di tangan Anda.
Di
bawah ini disajikan alamat redaksi beberapa media masa baik koran , majalah,
buletin maupun jurnal pendidikan.
Ketujuh, Rajin Baca Referensi
Membaca
buku referensi adalah wajib bagi guru calon penulis ataupun yang sudah menjadi
penulis. Tanpa mau membaca buku referensi niscaya tak akan bertambah wawasan
maupun pengetahuan yang dimiliki. Referensi merupakan pendukung dan
penguat pendapat Anda yang tertuang dalam karya tulis Anda.
Anda tak bisa berpendapat seenaknya tanpa ada dukungan fakta dan referensi.
Perlu
diketahui, karya tulis Anda dinilai lemah oleh redaktur media masa apabila
tidak didukung referensi terbaru. Dan itu indikasi karya tulis Anda tak
akan lolos dari uji redaktur media masa. Ujung- ujungnya karya tulis Anda tak
akan dimuat dan hanya akan dibuang di bak sampah penerbit.
Lebih
lanjut apabila karya tulis Anda dapat dimuat pada media yang Anda kirimi,
belum tentu mendapat nilai dari Tim Penilai Pengembangan Profesi Guru. Karya
tulis tersebut selanjutnya disebut sebagai obrolan penulis yang tidak
memenuhi syarat sebagai karya tulis ilmiah baku.
Perlu
dipahami karya tulis dikategorikan sebagai karya tulis ilmiah yang memenuhi
syarat apabila memenuhi kriteria sebagai berikut ( Kastam Syamsi, 2006) , 1.
Isi sajian berada pada kawasan pengetahuan keilmuan, 2. Penulisannya cermat,
tepat, benar menggunakan sistematika umum dan jelas, 3. Tidak bersifat
subjektif, tidak boleh emosional, mengungkapkan terkaan, prasangka, atau memuat
pandangan-pandangan tanpa fakta dan rasional yang mantap dan 4. Didukung dan
dikuatkan referensi yang jelas
Sebelum
Anda menjadi penulis yang handal, langkah awal yang harus Anda lakukan adalah
bersikap akrab dengan buku-buku referensi. Buku-buku itulah sebagai sumber
pendorong motivasi, pengembang inspirasi dan pembela argumentasi.
Buku
referensi merupakan gudang pengetahuan dan wawasan. Membaca buku referensi
berarti membuka kunci gudang wawasan. Wawasan itu sangat diperlukan bagi guru
calon penulis karya ilmiah populer ataupun yang sudah terbiasa menulis. Makin
tinggi keinginan Anda menulis makin banyak wawasan yang perlu dimiliki.
Nah,
jika Anda menginginkan banyak wawasan, maka harus banyak membaca buku
referensi. Anda jangan terpaku hanya membaca satu buku referensi. Banyaknya
buku referensi yang Anda baca berkorelasi positif terhadap keluasan wawasan
yang Anda miliki. Keluasan wawasan Anda menentukan kualitas karya tulis
Anda. Kualitas karya tulis akan berdampak pada pemuatan dan pengakuan
masyarakat. Pada gilirannya, kualitas karya tulis akan mempererat hubungan Anda
dengan penerbit media masa. Keakraban inilah mempunyai kontribusi yang sangat
besar terhadap kualitas nama Anda di media masa.
Oleh
karenanya, Anda harus rajin membaca buku dari banyak buku referensi. Cara
mendapatkan banyak buku referensi di antaranya dengan : 1. membeli buku-buku
referensi di toko buku , 2. meminjam buku-buku referensi teman yang
memilikinya, dan 3. membaca buku di perpustakaan.
Kedelapan, Consisten Mau Menulis
Konsisten
mau menulis artinya taat atas ketekadan dirinya untuk menulis. Pendiriannya
untuk menulis ajek, tidak berubah-ubah sekalipun 1,2,3 bahkan sampai 6 kali
karya tulisnya tidak dimuat di media masa.
Konsisten
merupakan landasan kekuatan pertahanan motivasi menulis dalam menghadapi
rongrongan yang berasal dari kebosanan, kemalasan dan makin menggejalanya erosi
motivasi.
Bersamaan menjaga kelestarian motivasi, konsistensi juga
harus dipertahankan. Kedua unsur inilah pada hakekatnya merupakan roh
kegiatan penulisan karya ilmiah. Kedua unsur inilah merupakan pendorong
terwujudnya karya tulis ilmiah. Guru-guru yang belum mau memulai menulis karya
ilmiah itu pada umumnya lebih disebabkan oleh rendahnya motivasi dan konsisten menulis.
Kegagalan
memang menyakitkan. Beberapa kali karya tulis yang dikirimkan ke media masa
tidak diterbitkan bisa jadi membuat si penulis patah semangat, putus asa
dan stress hingga berhenti tidak mau menulis lagi. Patah semangat sendirian
masih dirasakan belum memuaskan. Ia segera berkoar kemana-mana
dengan kejengkelannya mengatakan,” Membuat karya tulis itu sulit. Karya tulis
itu melelahkan. Media masa tidak adil. Media masa itu tidak fair ,” dan
lain-lain. Semua perkataannya bernada kecewa dan meluapkan isi hatinya dengan
mengumpat kesulitan karya tulis dan ketidakadilan redaktur media masa. Sikap
seperti itulah yang disebut tidak konsisten.
Apabila
Anda termasuk yang demikian , lekaslah mawas diri ! Sikap yang seperti itu
bukan sifat penulis yang cerdas. Bangunlah semangat yang baru untuk membentuk
artikel yang bisa memenuhi selera setiap penerbit sehingga nama Anda terpampang
di halaman media masa. Cobalah, artikel-artikel Anda yang tidak lolos uji
redaktur suatu media masa agar diperbaiki untuk dikirimkan lagi ke media masa
yang lain dengan memperhatikan berbagai komponen yang mendukungnya.
Karya tulis ilmiah sebagian besar merupakan publikasi hasil peneli- tian. Dengan demikian format yang digunakan dalam karya tulis ilmiah ini ditentukan oleh isi penelitian yang menggambarkan metode atau sistematika penelitian. Metode penelitian secara garis besar dapat dibagi dalam empat macam.yaitu yang disusun berdasarkan hasil penelitian kuantitatif, hasil penelitian kualitatif, hasil kajian pustaka, dan hasil kerja pengembangan.
Karya tulis ilmiah yang berupa hasil penelitian inid apat dibedakan berdasarkan sasaran yang dituju oleh penulis. Karya tulis ilmiah untuk kepentingan masyarakat akademik berupa skripsi, tesis, dan disertasi. Karya tulis ilmiah untuk kepentingan masyarakat akademik bersifat teknis, berisi apa yang diteliti secara lengkap, mengapa hal itu diteliti, cara melakukan penelitian, hasil-hasil yang diperoleh, dan kesimpulan penelitian. Isinya disajikan secara lugas dan. objektif. Karya tulis ilmiah untuk kepentingan masyarakat umum biasanya disajikan dalam bentuk artikel yang lebih cenderung menyajikan hasil penelitian dan aplikasi dari hasil penelitian tersebut dalam subtansi keilmuannya. Dari berbagai macam bentuk karya tulis ilmiah, karya tulis ilmiah memiliki persyaratan khusus. Persyaratan karya tulis ilmiah adalah: Karya tulis ilmiah menyajikan fakta objektif secara sistematis atau menyajikan aplikasi hukum alam pada situasi spesifik. Karya tulis ilmiah ditulis secara cermat, tepat, benar, jujur dan tidak bersifat terkaan. Dalam pengertian jujur terkandung sikap etik penulis ilmiah yakni mencantukan rujukan dan kutipan yang jelas.
Karya tulis ilmiah disusun secara sistematis setiap langkah direncanakan secara terkendali, konseptual dan prosedural. Karya tulis ilmiah menyajikan rangkaian sebab-akibat dengan pemahaman dan alasan yang indusif yang mendorong pembaca untuk menarik kesimpulan. Karya tulis ilmiah mengandung pandangan yang disertai dukungan dan pembuktian berdasarkan suatu hipotesis
Karya tulis ilmiah hanya mengandung kebenaran faktual sehingga tidak akan memancing pertanyaan yang bernada keraguan. Penulis karya ilmiah tidak boleh memanipulasi fakta, serta tidak bersifat ambisius dan berprasangka, penyajian tidak boleh bersifat emotif. Berdasarkan uraian di atas, maka dalam menulis karya ilmiah memer- lukan persiapan yang dapat dibantu dengan menyusun kerangka tulisan. Di samping itu, karya tulis ilmiah harus menaati format yang berlaku.
Setelah kerangka
dikembangkan menjadi beberapa paragraf dengan memperhatikan beberapa hal dalam
pengembangannya, kegiatan berikutnya adalah penyuntingan. Penyuntingan ini
dapat dilakukan oleh penulis itu sendiri, dapat juga dengan bantuan orang lain.
Proses
penyuntingan ini meliputi beberapa unsur, yaitu:
(a) teknis
penulisan (sistematika, ejaan, dan tanda baca),
(b) kalimat,
(c) paragraf,
(d) bahasa, dan
(e) isi.
Setelah melalui
proses penyuntingan ini, penulis mulai merevisi karya tulisnya. Pada akhirnya,
draf final karya tulis ilmiah tersebut dapat disusun dan dipublikasikan.
EVALUASI
EVALUASI
Ada lima kriteria yang bisa kita gunakan untuk mengevaluasi setiap bagian dari menulis. Kriteria ini Focus, Pembangunan, Organisasi, Gaya, dan Konvensi.
Fokus.
Apa yang Anda menulis tentang? Apa klaim atau tesis Anda membela? Kriteria ini adalah yang luas, berkaitan dengan konteks, tujuan, dan koherensi dari sepotong tulisan. Apakah topik Anda sesuai untuk tugas? Apakah Anda tetap pada topik itu atau terlena pada garis singgung tidak membantu? Apakah Anda berfokus terlalu teliti atau terlalu banyak? Misalnya, esai tentang Perang Saudara Amerika pada umumnya mungkin terlalu luas untuk esai perguruan tinggi yang paling. Anda mungkin akan lebih baik menulis tentang pertempuran tertentu, umum, atau kejadian.
Pembangunan.
Pembangunan berkaitan dengan rincian dan bukti. Apakah Anda menyediakan cukup bahan pendukung untuk memenuhi harapan pembaca Anda? Sebuah laporan penelitian yang tepat, misalnya, biasanya mencakup banyak referensi dan kutipan untuk banyak karya lain yang relevan beasiswa. Sebuah deskripsi lukisan mungkin akan mencakup rincian tentang, komposisi penampilan, dan bahkan mungkin informasi biografis tentang seniman yang melukisnya. Memutuskan apa rincian untuk menyertakan tergantung pada penonton dimaksudkan sepotong. Sebuah artikel tentang kanker ditujukan untuk anak-anak akan terlihat sangat berbeda dari satu ditulis untuk warga senior.
Organisasi.
Organisasi, sering disebut “pengaturan,” menyangkut ketertiban dan tata letak kertas. Secara tradisional, kertas dibagi menjadi, tubuh kesimpulan pengenalan, dan. Paragraf terfokus pada gagasan utama tunggal atau topik (kesatuan), dan transisi di antara kalimat dan paragraf yang halus dan logis. Sebuah rambles kertas kurang terorganisir, melayang di antara topik yang tidak berhubungan dengan cara serampangan dan membingungkan.
Gaya.
Gaya secara tradisional berkaitan dengan kejelasan, keanggunan presisi, dan. Sebuah stylist yang efektif tidak hanya mampu menulis dengan jelas untuk penonton, tetapi juga bisa menyenangkan mereka dengan bahasa menggugah, metafora, irama, atau kiasan. Penata Efektif bersusah payah tidak hanya untuk membuat titik, namun untuk membuatnya dengan baik.
Konvensi.
Kriteria ini meliputi tata bahasa, mekanik, tanda baca, format, dan isu-isu lain yang ditentukan oleh konvensi atau aturan. Meskipun banyak siswa berjuang dengan konvensi, pengetahuan tentang di mana untuk menempatkan koma dalam sebuah kalimat biasanya tidak sepenting apakah kalimat yang berharga untuk menulis di tempat pertama. Namun demikian, kesalahan yang berlebihan dapat membuat bahkan seorang penulis brilian tampak ceroboh atau bodoh, kualitas yang jarang akan terkesan pembaca seseorang.
Sumber: http://tugas27.wordpress.com/2012/03/26/persiapan-dalam-menulis-karya-ilmiah/
http://www.m-edukasi.web.id/2012/06/persyaratan-karya-tulis-ilmiah.html/
http://jumaristoho.wordpress.com/2012/12/05/langkah-langkah-penulisan-ilmiah/
http://jumaristoho.wordpress.com/2012/12/05/langkah-langkah-penulisan-ilmiah/
mantap nih artikelnya. Thanks
ReplyDelete