Sumber data terbagi
menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang
diperoleh peneliti secara langsung (dari tangan pertama), sementara data
sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari sumber yang sudah ada.
Contoh data primer
adalah data yang diperoleh dari responden melalui kuesioner, kelompok fokus,
dan panel, atau juga data hasil wawancara peneliti dengan nara sumber.
Contoh data sekunder
misalnya catatan atau dokumentasi perusahaan berupa absensi, gaji, laporan
keuangan publikasi perusahaan, laporan pemerintah, data yang diperoleh dari
majalah, dan lain sebagainya.
Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian,
teknik pengumpulan data merupakan faktor penting demi keberhasilan penelitian.
Hal ini berkaitan dengan bagaimana cara mengumpulkan data, siapa sumbernya, dan
apa alat yang digunakan.
Jenis sumber data
adalah mengenai dari mana data diperoleh. Apakah data diperoleh dari sumber
langsung (data primer) atau data diperoleh dari sumber tidak langsung (data
sekunder).
Metode Pengumpulan
Data merupakan teknik atau cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data. Metode
menunjuk suatu cara sehingga dapat diperlihatkan penggunaannya melalui angket,
wawancara, pengamatan, tes, dkoumentasi dan sebagainya.
Sedangkan Instrumen
Pengumpul Data merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data.
Karena berupa alat, maka instrumen dapat berupa lembar cek list, kuesioner
(angket terbuka / tertutup), pedoman wawancara, camera photo dan lainnya.
Jenis-jenis Data
Macam-macam
data penelitian
- Data kualitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk kata, kalimat sketsa dan gambar.
- Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau data yang diangkakan.
- Data diskrit (data nominal) adalah data yang hanya dapat digolong-golongkan secara trepisah, secara diskrit atau kategori.
- Data kontinum adalah data yang bervariasi menurut tingkatan dan diperoleh dari hasil pengukuran.
- Ordinal adalah data yang berbentuk rangking atau peringkat.
- Interval adalah data yang jaraknya sama tetapi tidam mempunyai nilai 0 (nol) mutlak.
- Rasio adalah data yang jaraknya sama.
- Variable adalah atribut seseorang atau objek yang mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain atau satu objek dengan objek yang lain.
Variabel Data
Dalam bahasa
sehari-hari, variabel penelitian sering diartikan sebagai ”faktor-faktor yang
dikaji dalam penelitian”. Menurut konsep aslinya yang dimaksud variabel adalah
konsep yang memiliki keragaman nilai. Meskipun demikian pemahaman yang
mengartikan variabel sebagai faktor-faktor yang akan dikaji dalam penelitian
juga dapat diterima mengingat bahwa kegiatan penelitian memang terpusat pada
upaya memahami, mengukur, dan menilai keterkaitan antar variabel-variabel
tersebut. Tentang hal ini perlu diperhatikan bahwa variabel penelitian bukanlah
dikembangkan atau dirumuskan berdasarkan angan-angan atau intuisi peneliti,
tetapi harus ditetapkan berdasarkan kajian pustaka. Itu juga berlaku pada
penelitian Grounded maupun Penelitian Partisipatif.
Bedanya adalah dalam
penelitian pada umumnya variabel lebih mengacu pada teori dan atau hasil-hasil
penelitian yang telah biasa dilakukan tentang Topik atau Judul yang sama.
Sedang dalam penelitian Grounded dan Partisipatif lebih mengacu pada data/fakta
penagalaman empiris baik yang dilakukan oleh praktisi maupun para peneliti
setempat.
RAGAM
VARIABEL
a. Keragaman Variabel
Menurut Kedudukan Atau Fungsinya
Dalam penelitian
inferensial dibedakan adanya dua macam variabel utama yaitu variabel
terpengaruh (dependent variabel) dan variabel pengaruh (independent variabel).
Variabel pengaruh adalah variabel yang keberadaanya
dalam kerangka berpikir bersifat menentukan atau mempengaruhi variabel
terpengaruh dan sebaliknya variabel terpengaruh adalah variabel yang keberadaanya senantiasa dipengaruhi atau
tergantung pada tiap-tiap atau keseluruhan variabel-variabel pengaruh. Dengan
kata lain ”nilai” variabel terpengaruh sangat dipengaruhi oleh besarnya nilai
masing-masing atau keseluruhan variabel pengaruh yang terkait.
1. Keragaman variabel menurut skala pengukurannya
Dilihat dari ragam
skala pengukurannya variabel dapat dibedakan dalam variabel diskrit yaitu
variabel-variabel yang hanya dapat diukur dengan skala nominal dan variabel
continuous yaitu variabel yang dapat diukur dengan menggunakan skala-skala:
ordinal, interval maupun rasio.
Skala
nominal
Yang dimaksud skala
nominal adalah skala pengukuran yang hanya menunjukan perbedaan tanpa jarak
yang jelas. Kepada variabel tersebut dapat diberi nilai skor, tapi skor
tersebut hanya menunjukkan kode perbedaan dan bukannya menunjukkan jarak (lebih
besar, lebih tinggi).
Misalnya, variabel
agama:
Islam: 5
Hindu: 2
Kristen: 4
Budha: 1
Katolik: 3
Angka atau nilai yang
diberikan hanyalah sekedar menunjukan perbedaan bahwa 5 bukanlah 3 atau 1
bukanlah 4. Tetapi itu tidak berarti bahwa islam lebih tinggi kedudukannya
dibanding katolik atau budha lebih tinggi rendah dibanding kristen.
Berkaitan dengan skala
pengukuran nominal tersebut karena tidak menunjukan jarak maka tidak boleh:
dijumlah, dikurangkan, dibagi atau dikalikan. Karena itu penggunaan dummy-variabel dalam analisis Regresi (misal untuk jenis
kelamin) yang memberikan nilai ya=1 dan tidak=0 atau 10 dan 1 perlu dicermati
lebih lanjut karena pria dibanding wanita tidaklah 1:0 atau 10:1. Oleh karena
dalam menentukan gambaran umum tidak boleh menggunakan nilai rataan (mean)
melainkan hanya dengan melihat sebaran frekuensi yaitu dengan menetapkan
frekuensi yang tersebar (modus). Sehingga pernyataanya bukan lagi: rata-rata
penduduk Indonesia melainkan sebagian besar pendudukIndonesia.
Skala
ordinal
Berbeda dengan skala
nominal skala ordinal adalah skala pengukuran yang disamping menunjukkan
perbedaan juga menunjukkan jenjang atau tingkatan tetapi jarak antar skala atau
jenjang/skala tidak sama.
Pengukuran skala ini
juga dapat menggunakan nilai skor, tapi skor yang diberikan juga tidak boleh
dijumlahkan, dikurangkan, dibagi atau dikalikan.
Contoh, tingkat
kecerdikan:
Manusia: 10
Tikus: 4
Kancil: 8
Kelinci: 3
Kera: 7
Semut: 1
Pada contoh tersebut
pemberian nilai skor yang lebih tinggi tidak saja memiliki perbedaan tetapi
sekaligus juga menunjukkan kelebihan atau aras yang lebih tinggi dibanding yang
bernilai skor lebih rendah.
Meskipun perbedaan
kecerdikan manusia dan kancil = 2, sementara perbedaan antara kera dan kancil =
1, bukan berarti perbedaan kecerdikan yang dimiliki manusia dan kancil = 2x
perbedaan antara kancil dan kera.
Demikian pula meskipun
skor kecerdikan manusia = 10 sementara kera = 5 dan kelinci = 3 itu tidak
berarti bahwa kecerdikan manusia = kecerdikan kera + kecerdikan kelinci.
Berkaitan dengan
sifat-sifat skala ordinal tersebut maka penarikan nilai rataan (mean) juga
tidak dapat dilakukan melainkan cukup hanya dengan mengukur nilai tengah
(median) atau tendensi sentralnya. Pengukuran rataan hanya bisa dilakukan
manakala dilakukan pembobotan terlebih dahulu kemudian dilakukan penjumlahan
serta penilain rataannya.
Skala
interval dan rasio
Skala interval adalah
skala yang mempunyai jarak jika dibanding dengan jarak lain sedang jarak itu
diketahui dengan pasti. Misalnya: jarak semarang – magelang 70 km sedangkan
magelang – yogya 101 km, maka selisih jarak magelang –yogya yaitu 31 km.
Skala rasio adalah
skala perbandingan. Skala ini dalam hubungan antar sesamanya merupakan ”sekian
kali”. Misalnya: berat pak karto 70 kg sedangkan anaknya 35 kg. Maka pak karto
beratnya dua kali anaknya.
c. Pengukuran definisi
variabel dan pengukurannya
Yang dimaksud dengan
definisi variabel adalah pengertian yang diberikan kepada setiap variabel
penelitian termasuk indikator parameternya.
Berdasarkan banyak
nilai, ada variabel dikotomi (dua nilai) atau politomi (banyak nilai).
Sedangkan dalam penelitian variabel dibagi dalam tiga kategori yaitu: (1)
variabel bebas dan tidak bebas, (2) variabel aktif dan atribut, dan (3)
variabel kontinyu dan diskret.
1. variabel bebas dan
variabel tak bebas
Penelitian mencari
sebab dan akibat dalam suatu gejala atau mencari hubungan diantara berbagai
faktor. Variabel yang diduga sebagai penyebab atau pendahulu dari variabel yang
lain disebut variabel bebas. Variabel yang diduga sebagai akibat atau yang
dipengaruhi oleh variabel yang mendahuluinya disebut variabel tak bebas.
Suatu variabel boleh
jadi variabel bebas pada satu penelitian tetapi variabel tak bebas pada
penelitian lain. Misalnya konservatisme politik (variabel bebas) diselidiki
pengaruhnya pada proses pembuatan keputusan. Pada penelitian lain, afiliasi
dengan kelompok dianggap mempengaruhi konservatisme politik (variabel tak
bebas). Jadi sebetulnya klasifikasi variabel dalam variabel bebas dan variabel
tak bebas bergantung pada maksud penelitian.
2. variabel aktif dan
variabel atribut
Dalam penelitian
eksperimental kita berhadapan dengan variabel yang dapat kita manipulasikan dan
variabel yang sudah jadi dan tidak dapat kita kendalikan. Kita dapat
mengendalikan temperatur ruangan, atau tingkat hukuman yang diberikan guru pada
murid, atau jumlah frekuensi kekerasan dalam acara televisi, atau jumlah
insentif dalam kampanye Keluarga Berencana. Tapi kita tidak dapat mengendalikan
umur, tingkat kecerdasan, status sosial, atau jenis kelamin. Variabel dalam
kelompok contoh pertama disebut variabel aktif; dalam contoh kedua disebut
variabel atribut. Satu-satunya cara meneliti variabel atribut tertentu ialah
mengelompokkan subyek penelitian dalam kategori variabel atribut tertentu dan
membandingkannya dengan subyek penelitian dalam kategori variabel atribut yang
lain.
3. variabel kontinyu
dan variabel diskret
Variabel kontinyu
adalah variabel yang secara teoritis dapat mempunyai nilai yang bergerak tak
terbatas antara dua nilai. Tinggi orang boleh jadi 1.5 m; 1,534 m; 1,5348 m dan
seterusnya, bergantung pada kecermatan pengukuran. Variabel diskret hanya
mempunyai satu nilai tertentu saja. Jumlah anak yang dimiliki adalah variabel
diskret yang mempunyai nilai 1,2,3,4,5 dan seterunya dan tidak mungkin 1,5;
1,37; atau 2,5. dalam variabel diskret tidak ada nilai pecahan.
Tabel skala interval
dan rasio
Variabel
|
Interval
|
Rasio
|
Umur
|
X
|
|
Tinggi badan
|
X
|
|
Jumlah anggota
|
X
|
|
produktivitas
|
X
|
Pendefinisian atau
pemberian pengertian yang jelas terhadap variabel tersebut sangat diperlukan
karena merupakan panduan bagi pengukuran dan data yang diperlukan serta
perumusan instrumen pengumpulan datanya.
Berkaitan dengan
penetapan ukuran-ukuran tersebut ada dua pendekatan yang dapat dilakukan yaitu
pendekatan ”ethic” yang dikembangkan peneliti dengan konsep atau pandangan
diluar obyek yang diteliti, dan pendekatan ”emic” yang dikembangkan dari obyek
yang diteliti atau menurut ukuran yang disepakati oleh obyek peneliti itu
sendiri.
Pengukuran skala ini
sangat penting kaitannya dengan alat analisis yang akan digunakan. Oleh sebab
itu segera setelah perumusan definisi dan pengukuran variabel ini perlu
dilakukan kaji ulang terhadap Judul Penelitian yang diajukan.
Contoh: Judul tentang
Pengaruh perlu segera diganti dengan Hubungan, manakala skala pengukuran tidak
dapat dilakukan seluruhnya dengan skala interval/rasio.
DEFINISI
VARIABEL DAN PENGUKURANNYA
Pengertian
variabel
Variabel adalah konsep
yang memiliki keragaman nilai.Tentang hal ini perlu diperhatikan bahwa variabel
penelitian bukanlah dikembangkan atau dirumuskan berdasarkan angan-angan atau
intuisi peneliti, tetapi harus ditetapkan berdasarkan kajian pustaka
RAGAM
VARIABEL
1. Keragaman Variabel
Menurut Kedudukan Atau Fungsinya
Variabel
pengaruh adalah variabel yang
keberadaanya dalam kerangka berpikir bersifat menentukan atau mempengaruhi
variabel terpengaruh
variabel
terpengaruh adalah variabel yang
keberadaanya senantiasa dipengaruhi atau tergantung pada tiap-tiap atau
keseluruhan variabel-variabel pengaruh.
2. Keragaman variabel
menurut skala pengukurannya
variabel diskrit yaitu
variabel-variabel yang hanya dapat diukur dengan skala nominal dan variabel
continuous yaitu variabel yang dapat diukur dengan menggunakan skala-skala:
ordinal, interval maupun rasio.
Skala
nominal
Yang dimaksud skala
nominal adalah skala pengukuran yang hanya menunjukan perbedaan tanpa jarak
yang jelas. Kepada variabel tersebut dapat diberi nilai skor, tapi skor
tersebut hanya menunjukkan kode perbedaan dan bukannya menunjukkan jarak (lebih
besar, lebih tinggi).
Skala
ordinal
Berbeda dengan skala
nominal skala ordinal adalah skala pengukuran yang disamping menunjukkan
perbedaan juga menunjukkan jenjang atau tingkatan tetapi jarak antar skala atau
jenjang/skala tidak sama.
Pengukuran skala ini
juga dapat menggunakan nilai skor, tapi skor yang diberikan juga tidak boleh
dijumlahkan, dikurangkan, dibagi atau dikalikan
Skala
interval dan rasio
Skala interval adalah
skala yang mempunyai jarak jika dibanding dengan jarak lain sedang jarak itu
diketahui dengan pasti.
Skala rasio adalah
skala perbandingan. Skala ini dalam hubungan antar sesamanya merupakan ”sekian kali”
3. Pengukuran definisi
variabel dan pengukurannya
Yang dimaksud dengan
definisi variabel adalah pengertian yang diberikan kepada setiap variabel
penelitian termasuk indikator parameternya.
Berdasarkan banyak
nilai, ada variabel dikotomi (dua nilai) atau politomi (banyak nilai).
Sedangkan dalam penelitian variabel dibagi dalam tiga kategori yaitu: (1)
variabel bebas dan tidak bebas, (2) variabel aktif dan atribut, dan (3)
variabel kontinyu dan diskret.
Berkaitan dengan
penetapan ukuran-ukuran tersebut ada dua pendekatan yang dapat dilakukan yaitu
pendekatan ”ethic” yang dikembangkan peneliti dengan konsep atau pandangan
diluar obyek yang diteliti, dan pendekatan ”emic” yang dikembangkan dari obyek
yang diteliti atau menurut ukuran yang disepakati oleh obyek peneliti itu
sendiri.
Teknik Pengumpulan
Data
1. Angket
Angket / kuesioner
adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan
seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada orang lain yang dijadikan
responden untuk dijawabnya.
Meskipun terlihat
mudah, teknik pengumpulan data melalui angket cukup sulit dilakukan jika
respondennya cukup besar dan tersebar di berbagai wilayah.
Beberapa hal yang
perlu diperhatikan dalam penyusunan angket menurut Uma Sekaran (dalam Sugiyono,
2007:163) terkait dengan prinsip penulisan angket, prinsip pengukuran dan
penampilan fisik.
Prinsip Penulisan
angket menyangkut beberapa faktor antara lain :
- Isi dan tujuan pertanyaan
artinya jika isi pertanyaan ditujukan untuk mengukur maka harus ada skala
yang jelas dalam pilihan jawaban.
- Bahasa yang digunakan harus
disesuaikan dengan kemampuan responden. Tidak mungkin menggunakan bahasa
yang penuh istilah-istilah bahasa Inggris pada responden yang tidak
mengerti bahasa Inggris, dsb.
- Tipe dan bentuk pertanyaan
apakah terbuka atau terturup. Jika terbuka artinya jawaban yang diberikan
adalah bebas, sedangkan jika pernyataan tertutup maka responden hanya
diminta untuk memilih jawaban yang disediakan.
2. Observasi
Obrservasi merupakan
salah satu teknik pengumpulan data yang tidak hanya mengukur sikap dari
responden (wawancara dan angket) namun juga dapat digunakan untuk merekam
berbagai fenomena yang terjadi (situasi, kondisi). Teknik ini digunakan bila
penelitian ditujukan untuk mempelajari perilaku manusia, proses kerja,
gejala-gejala alam dan dilakukan pada responden yang tidak terlalu besar.
Participant Observation
Dalam observasi ini,
peneliti secara langsung terlibat dalam kegiatam sehari-hari orang atau situasi
yang diamati sebagai sumber data.
Misalnya seorang guru
dapat melakukan observasi mengenai bagaimana perilaku siswa, semangat siswa,
kemampuan manajerial kepala sekolah, hubungan antar guru, dsb.
Non participant Observation
Berlawanan dengan
participant Observation, Non Participant merupakan observasi yang penelitinya
tidak ikut secara langsung dalam kegiatan atau proses yang sedang diamati.
Misalnya penelitian
tentang pola pembinaan olahraga, seorang peneliti yang menempatkan dirinya
sebagai pengamat dan mencatat berbagai peristiwa yang dianggap perlu sebagai
data penelitian.
Kelemahan dari metode
ini adalah peneliti tidak akan memperoleh data yang mendalam karena hanya
bertindak sebagai pengamat dari luar tanpa mengetahui makna yang terkandung di
dalam peristiwa.
Alat yang digunakan
dalam teknik observasi ini antara lain : lembar cek list, buku catatan, kamera
photo, dll.
3. Wawancara
Wawancara merupakan
teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan tanya jawab
langsung antara pengumpul data maupun peneliti terhadap nara sumber atau sumber
data.
Wawancara pada
penelitian sampel besar biasanya hanya dilakukan sebagai studi pendahuluan
karena tidak mungkin menggunakan wawancara pada 1000 responden, sedangkan pada
sampel kecil teknik wawancara dapat diterapkan sebagai teknik pengumpul data
(umumnya penelitian kualitatif)
Wawancara terbagi atas
wawancara terstruktur dan tidak terstruktur.
1. Wawancara terstruktur artinya peneliti telah mengetahui dengan
pasti apa informasi yang ingin digali dari responden sehingga daftar
pertanyaannya sudah dibuat secara sistematis. Peneliti juga dapat menggunakan
alat bantu tape recorder, kamera photo, dan material lain yang dapat membantu
kelancaran wawancara.
2. Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara bebas, yaitu
peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang berisi pertanyaan yang akan
diajukan secara spesifik, dan hanya memuat poin-poin penting masalah yang ingin
digali dari responden.
Kelebihan dan Kekurangan dalam Teknik Pengumpulan Data
1. Metode Observasi
Pengumpulan data
dengan observasi langsung atau dengan pengamatan langsung adalah cara
pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar
lain untuk keperluan tersebut. Pengamatan baru tergolong sebagai teknik
mengumpulkan data, jika pengamatan tersebut mempunyai kriteria berikut:
- Pengamatan digunakan untuk
penelitian dan telah direncanakan secara sistematik.
- Pengamatan harus berkaitan
dengan tujuan penelitian yang telah direncanakan.
- Pengamatan tersebut dicatat
secara sistematis dan dihubungkan dengan proposisi umum dan bukan
dipaparkan sebagai suatu set yang menarik perhatian saja.
Pengamatan dapat dicek
dan dikontrol atas validitas dan reliabilitasnya. Penggunaan pengamatan
langsung sebagai cara mengumpulkan data mempunyai beberapa keuntungan antara
lain :
Pertama. Dengan cara
pengamatan langsung, terdapat kemungkinan untuk mencatat hal-hal, perilaku,
pertumbuhan, dan sebagainya, sewaktu kejadian tersebut berlaku, atau sewaktu
perilaku tersebut terjadi. Dengan cara pengamatan, data yang langsung mengenai
perilaku yang tipikal dari objek dapat dicatat segera, dantidak menggantungkan
data dari ingatan seseorang;
Kedua. Pengamatan
langsung dapat memperoleh data dari subjek baik tidak dapat berkomunikasi
secara verbal atau yang tak mau berkomunikasi secara verbal. Adakalanya subjek
tidak mau berkomunikasi, secara verbal dengan enumerator atau peneliti, baik
karena takut, karena tidak ada waktu atau karena enggan. Dengan pengamatan
langsung, hal di atas dapat ditanggulangi. Selain dari keuntungan yang telah
diberikan di atas, pengamatan secara langsung sebagai salah satu metode dalam
mengumpulkan data, mempunyai kelemahan-kelemahan.
2. Metode Wawancara
Yang dimaksud dengan
wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan
cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara si penanya atau pewawancara
dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan
interview guide (panduan wawancara). Wawancara dapat dilakukan dengan tatap
muka maupun melalui telpon.
Wawancara Tatap Muka
Beberapa kelebihan
wawancara tatap muka antara lain :
- Bisa membangun hubungan dan
memotivasi responden
- Bisa mengklarifikasi
pertanyaan, menjernihkan keraguan, menambah pertanyaan baru
- Bisa membaca isyarat non
verbal
- Bisa memperoleh data yang
banyak
Sementara
kekurangannya adalah :
- Membutuhkan waktu yang lama
- Biaya besar jika responden
yang akan diwawancara berada di beberapa daerah terpisah
- Responden mungkin meragukan
kerahasiaan informasi yang diberikan
- Pewawancara perlu dilatih
- Bisa menimbulkan bias
pewawancara
- Responden bias menghentikan
wawancara kapanpun
Wawancara via phone
Kelebihan
- Biaya lebih sedikit dan
lebih cepat dari warancara tatap muka
- Bisa menjangkau daerah
geografis yang luas
- Anomalitas lebih besar
dibanding wawancara pribadi (tatap muka)
Kelemahan
- Isyarat non verbal tidak
bisa dibaca
- Wawancara harus diusahakan
singkat
- Nomor telpon yang tidak
terpakai bisa dihubungi, dan nomor yang tidak terdaftar pun dihilangkan
dari sampel
3.Metode Kuesioner
Kuesioner adalah
daftar pertanyaan tertulis yang telah disusun sebelumnya. Pertanyaan-pertanyaan
yang terdapat dalam kuesioner, atau daftar pertanyaan tersebut cukup terperinci
dan lengkap dan biasanya sudah menyediakan pilihan jawaban (kuesioner tertutup)
atau memberikan kesempatan responden menjawab secara bebas (kuesioner terbuka).
Penyebaran kuesioner
dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti penyerahan kuesioner secara
pribadi, melalui surat, dan melalui email. Masing-masing cara ini memiliki
kelebihan dan kelemahan, seperti kuesioner yang diserahkan secara pribadi dapat
membangun hubungan dan memotivasi respoinden, lebih murah jika pemberiannya
dilakukan langsung dalam satu kelompok, respon cukup tinggi. Namun kelemahannya
adalah organisasi kemungkinan menolak memberikan waktu perusahaan untuk survey
dengan kelompok karyawan yang dikumpulkan untuk tujuan tersebut.
Etika dalam Pengumpulan Data
Beberapa isu etis yang
harus diperhatikan ketika mengumpulkan data antara lain :
1. Memperlakukan informasi yang diberikan responden dengan memegang
prinsip kerahasiaan dan menjaga pribadi responden merupakan salah satu tanggung
jawab peneliti.
2. Peneliti tidak boleh mengemukakan hal yang tidak benar mengenai
sifat penelitian kepada subjek. Dengan demikian, peneliti harus menyampaikan
tujuan dari penelitian kepada subjek dengan jelas.
3. Informasi pribadi atau yang terlihat mencampuri sebaiknya tidak
ditanyakan, dan jika hal tersebut mutlak diperlukan untuk penelitian, maka
penyampaiannya harus diungkapkan dengan kepekaan yang tinggi kepada responden,
dan memberikan alasan spesifik mengapa informasi tersebut dibutuhkan untuk
kepentingan penelitian.
4. Apapun sifat metode pengumpulan data, harga diri dan kehormatan
subjek tidak boleh dilanggar
5. Tidak boleh ada paksaan kepada orang untuk merespon survei dan
responden yang tidak mau berpartisipasi tetap harus dihormati.
6. Dalam study lab, subjek harus diberitahukan sepenuhnya mengenai
alasan eksperimen setelah mereka berpartisipasi dalam studi.
7. Subjek tidak boleh dihadapkan pada situasi yang mengancam
mereka, baik secara fisik maupun mental.
8. Tidak boleh ada penyampaian yang salah atau distorsi dalam
melaporkan data yang dikumpulkan selama study.
Referensi :
Uma Sekaran. 2006.
Metodologi Penelitian Untuk Bisnis. Jakarta : SalembaEmpat
http://teorionline.wordpress.com
Mantap
ReplyDeleteajukan