Friday, November 16, 2012

Metode Pengumpulan Data

Sumber Data
Sumber data terbagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh peneliti secara langsung (dari tangan pertama), sementara data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari sumber yang sudah ada.
Contoh data primer adalah data yang diperoleh dari responden melalui kuesioner, kelompok fokus, dan panel, atau juga data hasil wawancara peneliti dengan nara sumber.
Contoh data sekunder misalnya catatan atau dokumentasi perusahaan berupa absensi, gaji, laporan keuangan publikasi perusahaan, laporan pemerintah, data yang diperoleh dari majalah, dan lain sebagainya.
Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian, teknik pengumpulan data merupakan faktor penting demi keberhasilan penelitian. Hal ini berkaitan dengan bagaimana cara mengumpulkan data, siapa sumbernya, dan apa alat yang digunakan.
Jenis sumber data adalah mengenai dari mana data diperoleh. Apakah data diperoleh dari sumber langsung (data primer) atau data diperoleh dari sumber tidak langsung (data sekunder).
Metode Pengumpulan Data merupakan teknik atau cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data. Metode menunjuk suatu cara sehingga dapat diperlihatkan penggunaannya melalui angket, wawancara, pengamatan, tes, dkoumentasi dan sebagainya.
Sedangkan Instrumen Pengumpul Data merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data.  Karena berupa alat, maka instrumen dapat berupa lembar cek list, kuesioner (angket terbuka / tertutup), pedoman wawancara, camera photo dan lainnya.
Jenis-jenis Data 
Macam-macam data penelitian
  1. Data kualitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk kata, kalimat sketsa dan gambar.
  2. Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau data yang diangkakan.
  3. Data diskrit (data nominal) adalah data yang hanya dapat digolong-golongkan secara trepisah, secara diskrit atau kategori.
  4. Data kontinum adalah data yang bervariasi menurut tingkatan dan diperoleh dari hasil pengukuran.
  5. Ordinal adalah data yang berbentuk rangking atau peringkat.
  6.  Interval adalah data yang jaraknya sama tetapi tidam mempunyai nilai 0 (nol) mutlak.
  7. Rasio adalah data yang jaraknya sama.
  8. Variable adalah atribut seseorang atau objek yang mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain atau satu objek dengan objek yang lain.


 Variabel Data 
Dalam bahasa sehari-hari, variabel penelitian sering diartikan sebagai ”faktor-faktor yang dikaji dalam penelitian”. Menurut konsep aslinya yang dimaksud variabel adalah konsep yang memiliki keragaman nilai. Meskipun demikian pemahaman yang mengartikan variabel sebagai faktor-faktor yang akan dikaji dalam penelitian juga dapat diterima mengingat bahwa kegiatan penelitian memang terpusat pada upaya memahami, mengukur, dan menilai keterkaitan antar variabel-variabel tersebut. Tentang hal ini perlu diperhatikan bahwa variabel penelitian bukanlah dikembangkan atau dirumuskan berdasarkan angan-angan atau intuisi peneliti, tetapi harus ditetapkan berdasarkan kajian pustaka. Itu juga berlaku pada penelitian Grounded maupun Penelitian Partisipatif.
Bedanya adalah dalam penelitian pada umumnya variabel lebih mengacu pada teori dan atau hasil-hasil penelitian yang telah biasa dilakukan tentang Topik atau Judul yang sama. Sedang dalam penelitian Grounded dan Partisipatif lebih mengacu pada data/fakta penagalaman empiris baik yang dilakukan oleh praktisi maupun para peneliti setempat.

RAGAM VARIABEL
a. Keragaman Variabel Menurut Kedudukan Atau Fungsinya
Dalam penelitian inferensial dibedakan adanya dua macam variabel utama yaitu variabel terpengaruh (dependent variabel) dan variabel pengaruh (independent variabel).
Variabel pengaruh adalah variabel yang keberadaanya dalam kerangka berpikir bersifat menentukan atau mempengaruhi variabel terpengaruh dan sebaliknya variabel terpengaruh adalah variabel yang keberadaanya senantiasa dipengaruhi atau tergantung pada tiap-tiap atau keseluruhan variabel-variabel pengaruh. Dengan kata lain ”nilai” variabel terpengaruh sangat dipengaruhi oleh besarnya nilai masing-masing atau keseluruhan variabel pengaruh yang terkait.

1.   Keragaman variabel menurut skala pengukurannya
Dilihat dari ragam skala pengukurannya variabel dapat dibedakan dalam variabel diskrit yaitu variabel-variabel yang hanya dapat diukur dengan skala nominal dan variabel continuous yaitu variabel yang dapat diukur dengan menggunakan skala-skala: ordinal, interval maupun rasio.

Skala nominal
Yang dimaksud skala nominal adalah skala pengukuran yang hanya menunjukan perbedaan tanpa jarak yang jelas. Kepada variabel tersebut dapat diberi nilai skor, tapi skor tersebut hanya menunjukkan kode perbedaan dan bukannya menunjukkan jarak (lebih besar, lebih tinggi).
Misalnya, variabel agama:
Islam: 5                        Hindu: 2
Kristen: 4                     Budha: 1
Katolik: 3
Angka atau nilai yang diberikan hanyalah sekedar menunjukan perbedaan bahwa 5 bukanlah 3 atau 1 bukanlah 4. Tetapi itu tidak berarti bahwa islam lebih tinggi kedudukannya dibanding katolik atau budha lebih tinggi rendah dibanding kristen.
Berkaitan dengan skala pengukuran nominal tersebut karena tidak menunjukan jarak maka tidak boleh: dijumlah, dikurangkan, dibagi atau dikalikan. Karena itu penggunaan dummy-variabel dalam analisis Regresi (misal untuk jenis kelamin) yang memberikan nilai ya=1 dan tidak=0 atau 10 dan 1 perlu dicermati lebih lanjut karena pria dibanding wanita tidaklah 1:0 atau 10:1. Oleh karena dalam menentukan gambaran umum tidak boleh menggunakan nilai rataan (mean) melainkan hanya dengan melihat sebaran frekuensi yaitu dengan menetapkan frekuensi yang tersebar (modus). Sehingga pernyataanya bukan lagi: rata-rata penduduk Indonesia melainkan sebagian besar pendudukIndonesia.

Skala ordinal
Berbeda dengan skala nominal skala ordinal adalah skala pengukuran yang disamping menunjukkan perbedaan juga menunjukkan jenjang atau tingkatan tetapi jarak antar skala atau jenjang/skala tidak sama.
Pengukuran skala ini juga dapat menggunakan nilai skor, tapi skor yang diberikan juga tidak boleh dijumlahkan, dikurangkan, dibagi atau dikalikan.
Contoh, tingkat kecerdikan:
Manusia: 10                  Tikus: 4
Kancil: 8                       Kelinci: 3
Kera: 7                         Semut: 1
Pada contoh tersebut pemberian nilai skor yang lebih tinggi tidak saja memiliki perbedaan tetapi sekaligus juga menunjukkan kelebihan atau aras yang lebih tinggi dibanding yang bernilai skor lebih rendah.
Meskipun perbedaan kecerdikan manusia dan kancil = 2, sementara perbedaan antara kera dan kancil = 1, bukan berarti perbedaan kecerdikan yang dimiliki manusia dan kancil = 2x perbedaan antara kancil dan kera.
Demikian pula meskipun skor kecerdikan manusia = 10 sementara kera = 5 dan kelinci = 3 itu tidak berarti bahwa kecerdikan manusia = kecerdikan kera + kecerdikan kelinci.
Berkaitan dengan sifat-sifat skala ordinal tersebut maka penarikan nilai rataan (mean) juga tidak dapat dilakukan melainkan cukup hanya dengan mengukur nilai tengah (median) atau tendensi sentralnya. Pengukuran rataan hanya bisa dilakukan manakala dilakukan pembobotan terlebih dahulu kemudian dilakukan penjumlahan serta penilain rataannya.

Skala interval dan rasio
Skala interval adalah skala yang mempunyai jarak jika dibanding dengan jarak lain sedang jarak itu diketahui dengan pasti. Misalnya: jarak semarang – magelang 70 km sedangkan magelang – yogya 101 km, maka selisih jarak magelang –yogya yaitu 31 km.
Skala rasio adalah skala perbandingan. Skala ini dalam hubungan antar sesamanya merupakan ”sekian kali”. Misalnya: berat pak karto 70 kg sedangkan anaknya 35 kg. Maka pak karto beratnya dua kali anaknya.
c. Pengukuran definisi variabel dan pengukurannya
Yang dimaksud dengan definisi variabel adalah pengertian yang diberikan kepada setiap variabel penelitian termasuk indikator parameternya.
Berdasarkan banyak nilai, ada variabel dikotomi (dua nilai) atau politomi (banyak nilai). Sedangkan dalam penelitian variabel dibagi dalam tiga kategori yaitu: (1) variabel bebas dan tidak bebas, (2) variabel aktif dan atribut, dan (3) variabel kontinyu dan diskret.

1. variabel bebas dan variabel tak bebas
Penelitian mencari sebab dan akibat dalam suatu gejala atau mencari hubungan diantara berbagai faktor. Variabel yang diduga sebagai penyebab atau pendahulu dari variabel yang lain disebut variabel bebas. Variabel yang diduga sebagai akibat atau yang dipengaruhi oleh variabel yang mendahuluinya disebut variabel tak bebas.
Suatu variabel boleh jadi variabel bebas pada satu penelitian tetapi variabel tak bebas pada penelitian lain. Misalnya konservatisme politik (variabel bebas) diselidiki pengaruhnya pada proses pembuatan keputusan. Pada penelitian lain, afiliasi dengan kelompok dianggap mempengaruhi konservatisme politik (variabel tak bebas). Jadi sebetulnya klasifikasi variabel dalam variabel bebas dan variabel tak bebas bergantung pada maksud penelitian.

2. variabel aktif dan variabel atribut
Dalam penelitian eksperimental kita berhadapan dengan variabel yang dapat kita manipulasikan dan variabel yang sudah jadi dan tidak dapat kita kendalikan. Kita dapat mengendalikan temperatur ruangan, atau tingkat hukuman yang diberikan guru pada murid, atau jumlah frekuensi kekerasan dalam acara televisi, atau jumlah insentif dalam kampanye Keluarga Berencana. Tapi kita tidak dapat mengendalikan umur, tingkat kecerdasan, status sosial, atau jenis kelamin. Variabel dalam kelompok contoh pertama disebut variabel aktif; dalam contoh kedua disebut variabel atribut. Satu-satunya cara meneliti variabel atribut tertentu ialah mengelompokkan subyek penelitian dalam kategori variabel atribut tertentu dan membandingkannya dengan subyek penelitian dalam kategori variabel atribut yang lain.

3. variabel kontinyu dan variabel diskret
Variabel kontinyu adalah variabel yang secara teoritis dapat mempunyai nilai yang bergerak tak terbatas antara dua nilai. Tinggi orang boleh jadi 1.5 m; 1,534 m; 1,5348 m dan seterusnya, bergantung pada kecermatan pengukuran. Variabel diskret hanya mempunyai satu nilai tertentu saja. Jumlah anak yang dimiliki adalah variabel diskret yang mempunyai nilai 1,2,3,4,5 dan seterunya dan tidak mungkin 1,5; 1,37; atau 2,5. dalam variabel diskret tidak ada nilai pecahan.
Tabel skala interval dan rasio
Variabel
Interval
Rasio
Umur
X
Tinggi badan
X
Jumlah anggota
X
produktivitas
X
Pendefinisian atau pemberian pengertian yang jelas terhadap variabel tersebut sangat diperlukan karena merupakan panduan bagi pengukuran dan data yang diperlukan serta perumusan instrumen pengumpulan datanya.
Berkaitan dengan penetapan ukuran-ukuran tersebut ada dua pendekatan yang dapat dilakukan yaitu pendekatan ”ethic” yang dikembangkan peneliti dengan konsep atau pandangan diluar obyek yang diteliti, dan pendekatan ”emic” yang dikembangkan dari obyek yang diteliti atau menurut ukuran yang disepakati oleh obyek peneliti itu sendiri.
Pengukuran skala ini sangat penting kaitannya dengan alat analisis yang akan digunakan. Oleh sebab itu segera setelah perumusan definisi dan pengukuran variabel ini perlu dilakukan kaji ulang terhadap Judul Penelitian yang diajukan.
Contoh: Judul tentang Pengaruh perlu segera diganti dengan Hubungan, manakala skala pengukuran tidak dapat dilakukan seluruhnya dengan skala interval/rasio.

DEFINISI VARIABEL DAN PENGUKURANNYA
Pengertian variabel
Variabel adalah konsep yang memiliki keragaman nilai.Tentang hal ini perlu diperhatikan bahwa variabel penelitian bukanlah dikembangkan atau dirumuskan berdasarkan angan-angan atau intuisi peneliti, tetapi harus ditetapkan berdasarkan kajian pustaka

RAGAM VARIABEL
1. Keragaman Variabel Menurut Kedudukan Atau Fungsinya
Variabel pengaruh adalah variabel yang keberadaanya dalam kerangka berpikir bersifat menentukan atau mempengaruhi variabel terpengaruh
variabel terpengaruh adalah variabel yang keberadaanya senantiasa dipengaruhi atau tergantung pada tiap-tiap atau keseluruhan variabel-variabel pengaruh.
2. Keragaman variabel menurut skala pengukurannya
variabel diskrit yaitu variabel-variabel yang hanya dapat diukur dengan skala nominal dan variabel continuous yaitu variabel yang dapat diukur dengan menggunakan skala-skala: ordinal, interval maupun rasio.
Skala nominal
Yang dimaksud skala nominal adalah skala pengukuran yang hanya menunjukan perbedaan tanpa jarak yang jelas. Kepada variabel tersebut dapat diberi nilai skor, tapi skor tersebut hanya menunjukkan kode perbedaan dan bukannya menunjukkan jarak (lebih besar, lebih tinggi).
Skala ordinal
Berbeda dengan skala nominal skala ordinal adalah skala pengukuran yang disamping menunjukkan perbedaan juga menunjukkan jenjang atau tingkatan tetapi jarak antar skala atau jenjang/skala tidak sama.
Pengukuran skala ini juga dapat menggunakan nilai skor, tapi skor yang diberikan juga tidak boleh dijumlahkan, dikurangkan, dibagi atau dikalikan
Skala interval dan rasio
Skala interval adalah skala yang mempunyai jarak jika dibanding dengan jarak lain sedang jarak itu diketahui dengan pasti.
Skala rasio adalah skala perbandingan. Skala ini dalam hubungan antar sesamanya merupakan ”sekian kali”
3. Pengukuran definisi variabel dan pengukurannya
Yang dimaksud dengan definisi variabel adalah pengertian yang diberikan kepada setiap variabel penelitian termasuk indikator parameternya.
Berdasarkan banyak nilai, ada variabel dikotomi (dua nilai) atau politomi (banyak nilai). Sedangkan dalam penelitian variabel dibagi dalam tiga kategori yaitu: (1) variabel bebas dan tidak bebas, (2) variabel aktif dan atribut, dan (3) variabel kontinyu dan diskret.
Berkaitan dengan penetapan ukuran-ukuran tersebut ada dua pendekatan yang dapat dilakukan yaitu pendekatan ”ethic” yang dikembangkan peneliti dengan konsep atau pandangan diluar obyek yang diteliti, dan pendekatan ”emic” yang dikembangkan dari obyek yang diteliti atau menurut ukuran yang disepakati oleh obyek peneliti itu sendiri.

Teknik Pengumpulan Data
1. Angket
Angket / kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada orang lain yang dijadikan responden untuk dijawabnya.
Meskipun terlihat mudah, teknik pengumpulan data melalui angket cukup sulit dilakukan jika respondennya cukup besar dan tersebar di berbagai wilayah.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan angket menurut Uma Sekaran (dalam Sugiyono, 2007:163) terkait dengan prinsip penulisan angket, prinsip pengukuran dan penampilan fisik.
Prinsip Penulisan angket menyangkut beberapa faktor antara lain :
  • Isi dan tujuan pertanyaan artinya jika isi pertanyaan ditujukan untuk mengukur maka harus ada skala yang jelas dalam pilihan jawaban.
  • Bahasa yang digunakan harus disesuaikan dengan kemampuan responden. Tidak mungkin menggunakan bahasa yang penuh istilah-istilah bahasa Inggris pada responden yang tidak mengerti bahasa Inggris, dsb.
  • Tipe dan bentuk pertanyaan apakah terbuka atau terturup. Jika terbuka artinya jawaban yang diberikan adalah bebas, sedangkan jika pernyataan tertutup maka responden hanya diminta untuk memilih jawaban yang disediakan.
2. Observasi
Obrservasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang tidak hanya mengukur sikap dari responden (wawancara dan angket) namun juga dapat digunakan untuk merekam berbagai fenomena yang terjadi (situasi, kondisi). Teknik ini digunakan bila penelitian ditujukan untuk mempelajari perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan dilakukan pada responden yang tidak terlalu besar.
Participant Observation
Dalam observasi ini, peneliti secara langsung terlibat dalam kegiatam sehari-hari orang atau situasi yang diamati sebagai sumber data.
Misalnya seorang guru dapat melakukan observasi mengenai bagaimana perilaku siswa, semangat siswa, kemampuan manajerial kepala sekolah, hubungan antar guru, dsb.
Non participant Observation
Berlawanan dengan participant Observation, Non Participant merupakan observasi yang penelitinya tidak ikut secara langsung dalam kegiatan atau proses yang sedang diamati.
Misalnya penelitian tentang pola pembinaan olahraga, seorang peneliti yang menempatkan dirinya sebagai pengamat dan mencatat berbagai peristiwa yang dianggap perlu sebagai data penelitian.
Kelemahan dari metode ini adalah peneliti tidak akan memperoleh data yang mendalam karena hanya bertindak sebagai pengamat dari luar tanpa mengetahui makna yang terkandung di dalam peristiwa.
Alat yang digunakan dalam teknik observasi ini antara lain : lembar cek list, buku catatan, kamera photo, dll.
3. Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan tanya jawab langsung antara pengumpul data maupun peneliti terhadap nara sumber atau sumber data.
Wawancara pada penelitian sampel besar biasanya hanya dilakukan sebagai studi pendahuluan karena tidak mungkin menggunakan wawancara pada 1000 responden, sedangkan pada sampel kecil teknik wawancara dapat diterapkan sebagai teknik pengumpul data (umumnya penelitian kualitatif)
Wawancara terbagi atas wawancara terstruktur dan tidak terstruktur.
1.   Wawancara terstruktur artinya peneliti telah mengetahui dengan pasti apa informasi yang ingin digali dari responden sehingga daftar pertanyaannya sudah dibuat secara sistematis. Peneliti juga dapat menggunakan alat bantu tape recorder, kamera photo, dan material lain yang dapat membantu kelancaran wawancara.
2.   Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara bebas, yaitu peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang berisi pertanyaan yang akan diajukan secara spesifik, dan hanya memuat poin-poin penting masalah yang ingin digali dari responden.

Kelebihan dan Kekurangan dalam Teknik Pengumpulan Data
1. Metode Observasi
Pengumpulan data dengan observasi langsung atau dengan pengamatan langsung adalah cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut. Pengamatan baru tergolong sebagai teknik mengumpulkan data, jika pengamatan tersebut mempunyai kriteria berikut:
  • Pengamatan digunakan untuk penelitian dan telah direncanakan secara sistematik.
  • Pengamatan harus berkaitan dengan tujuan penelitian yang telah direncanakan.
  • Pengamatan tersebut dicatat secara sistematis dan dihubungkan dengan proposisi umum dan bukan dipaparkan sebagai suatu set yang menarik perhatian saja.
Pengamatan dapat dicek dan dikontrol atas validitas dan reliabilitasnya. Penggunaan pengamatan langsung sebagai cara mengumpulkan data mempunyai beberapa keuntungan antara lain :
Pertama. Dengan cara pengamatan langsung, terdapat kemungkinan untuk mencatat hal-hal, perilaku, pertumbuhan, dan sebagainya, sewaktu kejadian tersebut berlaku, atau sewaktu perilaku tersebut terjadi. Dengan cara pengamatan, data yang langsung mengenai perilaku yang tipikal dari objek dapat dicatat segera, dantidak menggantungkan data dari ingatan seseorang;
Kedua. Pengamatan langsung dapat memperoleh data dari subjek baik tidak dapat berkomunikasi secara verbal atau yang tak mau berkomunikasi secara verbal. Adakalanya subjek tidak mau berkomunikasi, secara verbal dengan enumerator atau peneliti, baik karena takut, karena tidak ada waktu atau karena enggan. Dengan pengamatan langsung, hal di atas dapat ditanggulangi. Selain dari keuntungan yang telah diberikan di atas, pengamatan secara langsung sebagai salah satu metode dalam mengumpulkan data, mempunyai kelemahan-kelemahan.
2. Metode Wawancara
Yang dimaksud dengan wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara). Wawancara dapat dilakukan dengan tatap muka maupun melalui telpon.
Wawancara Tatap Muka
Beberapa kelebihan wawancara tatap muka antara lain :
  • Bisa membangun hubungan dan memotivasi responden
  • Bisa mengklarifikasi pertanyaan, menjernihkan keraguan, menambah pertanyaan baru
  • Bisa membaca isyarat non verbal
  • Bisa memperoleh data yang banyak
Sementara kekurangannya adalah :
  • Membutuhkan waktu yang lama
  • Biaya besar jika responden yang akan diwawancara berada di beberapa daerah terpisah
  • Responden mungkin meragukan kerahasiaan informasi yang diberikan
  • Pewawancara perlu dilatih
  • Bisa menimbulkan bias pewawancara
  • Responden bias menghentikan wawancara kapanpun
Wawancara via phone
Kelebihan
  • Biaya lebih sedikit dan lebih cepat dari warancara tatap muka
  • Bisa menjangkau daerah geografis yang luas
  • Anomalitas lebih besar dibanding wawancara pribadi (tatap muka)
Kelemahan
  • Isyarat non verbal tidak bisa dibaca
  • Wawancara harus diusahakan singkat
  • Nomor telpon yang tidak terpakai bisa dihubungi, dan nomor yang tidak terdaftar pun dihilangkan dari sampel
3.Metode Kuesioner
Kuesioner adalah daftar pertanyaan tertulis yang telah disusun sebelumnya. Pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner, atau daftar pertanyaan tersebut cukup terperinci dan lengkap dan biasanya sudah menyediakan pilihan jawaban (kuesioner tertutup) atau memberikan kesempatan responden menjawab secara bebas (kuesioner terbuka).
Penyebaran kuesioner dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti penyerahan kuesioner secara pribadi, melalui surat, dan melalui email. Masing-masing cara ini memiliki kelebihan dan kelemahan, seperti kuesioner yang diserahkan secara pribadi dapat membangun hubungan dan memotivasi respoinden, lebih murah jika pemberiannya dilakukan langsung dalam satu kelompok, respon cukup tinggi. Namun kelemahannya adalah organisasi kemungkinan menolak memberikan waktu perusahaan untuk survey dengan kelompok karyawan yang dikumpulkan untuk tujuan tersebut.
Etika dalam Pengumpulan Data
Beberapa isu etis yang harus diperhatikan ketika mengumpulkan data antara lain :
1.   Memperlakukan informasi yang diberikan responden dengan memegang prinsip kerahasiaan dan menjaga pribadi responden merupakan salah satu tanggung jawab peneliti.
2.   Peneliti tidak boleh mengemukakan hal yang tidak benar mengenai sifat penelitian kepada subjek. Dengan demikian, peneliti harus menyampaikan tujuan dari penelitian kepada subjek dengan jelas.
3.   Informasi pribadi atau yang terlihat mencampuri sebaiknya tidak ditanyakan, dan jika hal tersebut mutlak diperlukan untuk penelitian, maka penyampaiannya harus diungkapkan dengan kepekaan yang tinggi kepada responden, dan memberikan alasan spesifik mengapa informasi tersebut dibutuhkan untuk kepentingan penelitian.
4.   Apapun sifat metode pengumpulan data, harga diri dan kehormatan subjek tidak boleh dilanggar
5.   Tidak boleh ada paksaan kepada orang untuk merespon survei dan responden yang tidak mau berpartisipasi tetap harus dihormati.
6.   Dalam study lab, subjek harus diberitahukan sepenuhnya mengenai alasan eksperimen setelah mereka berpartisipasi dalam studi.
7.   Subjek tidak boleh dihadapkan pada situasi yang mengancam mereka, baik secara fisik maupun mental.
8.   Tidak boleh ada penyampaian yang salah atau distorsi dalam melaporkan data yang dikumpulkan selama study.

Referensi :
Uma Sekaran. 2006. Metodologi Penelitian Untuk Bisnis. Jakarta : SalembaEmpat
http://teorionline.wordpress.com

1 comment: